Ahad 13 Nov 2016 07:55 WIB

Australia Ingin Sepakati Pengungsi dengan AS Sebelum Trump Berkuasa

 Donald Trump akan mulai berkuasa bulan Januari 2017.
Foto: AP/Alex Brandon
Donald Trump akan mulai berkuasa bulan Januari 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Salah seorang menteri utama Australia Christopher Pyne mengatakan masih tersedia cukup waktu untuk mencapai persetujuan mengenai pemukiman pengungsi dengan Amerika Serikat sebelum Presiden terpilih Donald Trump memulai masa jabatannya.

Menteri Imigrasi Australia Peter Dutton sudah berunding untuk mencari negara ketiga yang mau menerima pencari suaka. Harian The Australian melaporkan persetujuan dengan Amerika Serikat bisa dicapai dalam beberapa hari mendatang.

Pyne, yang adalah Menteri Industri Pertahanan tidak mau memberikan jawaban langsung mengenai kemungkinan kesepakatan tersebut, namun kepada jaringan televisi Australia Channel Nine mengatakan bila memang ada persetujuan, maka masih ada cukup waktu bagi persetujuan itu diterapkan sebelum Donald Trump mulai berkuasa Januari 2017.

"Peter Dutton dan Perdana Menteri akan membuat pengumuman kebijakan pemerintah dalam masalah ini. Tetapi yang jelas masih ada waktu. Dua setengah bulan adalah masa yang lama dan bila itu memang terjadi, maka ini merupakan prestasi besar lainnya yang dibuat oleh pemerintahan Turnbull," katanya.

Sekretaris Departemen Imigrasi Michael Pezzullo tidak mau mengukuhkan apakah pemerintah memang sudah hampir mencapai persetujuan soal ini, ketika ditanya dalam dengar pendapat di Senat, Jumat (11/11). Ketika ditanya oleh Senator Partai Buruh Murray Watt, Pezzullo tidak mau menjelaskan mengenai kerangka waktu bagi perundingan.

"Kami bekerja secara aktif untuk hal ini dan Dutton mengatakan setiap hari kita semakin mendekat, jadi hari ini lebih dekat dibandingkan kemarin. Ketika menteri siap untuk mengumumkan persetujuan, saya kira mereka akan mengumumkan," katanya.

Pezzullo juga ditanya mengenai peran apakah perundingan dengan negara ketiga mempengaruhi perubahan UU Migrasi yang diloloskan oleh Majelis Rendah kemarin. Dia mengatakan peraturan itu menggambarkan 'posisi kedaulatan kita sendiri" dan akan berlalu sebagai 'penangkal psikologis' bagi mereka yang bermaksud datang menggunakan kapal di masa depan.

Senator Partai Hijau Nick McKim menyampaikan kekhawatirannya Donald Trump akan membatalkan kesepakatan yang sudah dicapai. Senator McKim juga menyerukan adanya keterbukaan lebih besar mengenai perundingan yang sedang terjadi.

"Penting sekali Perdana Menteri dengan jelas menyebutkan apa yang sedang dilakukan. Seluruh negeri, dan bahkan seluruh dunia tidak tahu apa yang terjadi," katanya.

Donald Trump sudah membuat berbagai pernyataan kontroversial mengenai imigrasi, termasuk larangan total bagi umat Muslim untuk memasuki Amerika Serikat. Putranya, Donald Trump Junior juga menjadi pemberitaan ketika dia membandingkan para pengungsi Suriah dengan manisan Skittles.

Dalam cicitannya dia mengatakan 'bila saya memiliki satu mangkuk Skittles dan saya mengatakan dengan makan tiga biji saja Anda akan mati. Apakah akan makan beberapa? Itulah masalah yang kita hadapi dengan pengungsi Suriah."

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/australia-kirim-pengungsi-ke-as/8018250
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement