REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengizinkan Malaysia dan Indonesia melakukan operasi di wilayah perairan mereka, di saat ketiga negara ini menangani penculikan dan perompakan yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf.
Pengumuman tersebut disampaikan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak setelah pertemuan dengan Presiden Duterte yang melakukan kunjungan dua hari ke Malaysia. "Ketika kami mencapai perairan mereka, mereka akan mengizinkan kami terus mengejar kelompok penculik yang menginginkan tebusan tersebut " kata Najib dalam sebuah jumpa pers.
Dia mengatakan kesepakatan ini akan dibicarakan lebih lanjut oleh ketiga negara dalam pertemuan 22 November di ibu kota Laos, Vientiane.
Kelompok pemberontak Abu Sayyaf sudah menyerang beberapa kapal tunda yang bergerak lamban di perairan antara perbatasan Malaysia dan Filipina, dan kemudian menyandera belasan awak kapal asal Indonesia dan Malaysia. Beberapa sandera sudah dibebaskan setelah membayar tebuksan kepada Abu Sayyaf, sebuah kelompok yang bertalian dengan Alqaidah.