Ahad 13 Nov 2016 13:24 WIB

Hidayat Nur Wahid: Jangan Nistakan Alquran

Rep: Kabul Astuti/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.
Foto: MPR
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, menghadiri acara tilawah akbar yang diselenggarakan oleh Komunitas One Day One Juz (ODOJ), Ahad (13/11). Di tengah ribuan masyarakat yang berkumpul di Stadion Patriot Kota Bekasi, Jawa Barat, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengaku bersyukur bisa berkumpul di tengah orang yang mencintai Alquran.

Wakil Ketua MPR mengungkapkan, di tengah berbagai masalah yang membelit bangsa, umat Islam tak pernah kehilangan perannya di Indonesia. Umat Islam tetap bisa berkreasi untuk mengisi kemerdekaan. Menurut dia, Komunitas One Day One Juz telah memberi kontribusi yang positif tidak hanya kepada bangsa dan negara, namun juga pada dunia.

"Komunitas One Day One Juz adalah salah satu bentuk kontribusi bagi umat Islam di Indonesia, bahkan umat Islam di dunia untuk mencintai dan membaca Alquran," kata Hidayat Nur Wahid di sela-sela acara, Ahad (13/11).

Wakil Ketua MPR RI mengatakan, umat Islam bisa dekat pada Alquran dengan rutin membaca Alquran. Ia menegaskan, umat yang mencintai Alquran tidak perlu dicurigai dan diawasi sebagai kelompok radikal. Justru Alquran mengajarkan manusia untuk terbuka berkomunikasi dengan siapa saja. Alquran dengan Iqro-nya, kata Hidayat Nur Wahid, mengajak manusia menjadi rahmat bagi semua.

Hidayat memaparkan, Alquran mengajarkan umat Islam untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Alquran mencetak manusia yang utama, tidak mencetak manusia arogan dan takabur. Dengan memegang teguh Alquran, kata dia, bangsa Indonesia menang dalam perjuangan. "Alquran tidak mengajarkan kita menjadi atheis, radikalis, dan teroris," ujar dia.

Hidayat Nur Wahid menyesalkan bila ada orang menistakan dan mengolok-olok Alquran. Dengan adanya komunitas-komunitas pecinta Alquran seperti ini, ia berharap para penista dan pengolok-olok Alquran segera bertobat. "Mudah-mudahan penista dan pengolok-olok Alquran bisa tercerahkan. Alquran panduan bagi seluruh umat manusia," tegas Hidayat Nur Wahid.

Baca juga,  Meriahnya Olimpiade Pecinta Alquran One Day One Juz.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement