REPUBLIKA.CO.ID, MAJENE -- Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) terus berkembang seiring laju perkembangan zaman. Apalagi, tantangan yang dihadapi pun semakin kompleks. Karena itu, sebagai calon pemimpin bangsa, mahasiwa tidak cukup berbekal kecerdasan intelektual dan emosional, tapi juga spiritual dan kultural.
Pesan ini disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat meresmikan pendirian STAIN Majene, Sulawesi Barat. PTKI Negeri kedua di Sulbar ini direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun akademik 2017/2018 dengan membuka tiga jurusan, yaitu: 1. Tarbiyah dan Kependidikan, 2. Syariah dan Hukum, 3. Ushuluddin, Adab dan Dakwah.
Menurut Menag, di tengah gempuran budaya pop, Indonesia membutuhkan ketahanan budaya untuk merawat kemajemukan bangsa. Apalagi, globalisasi telah menjadikan batas-batas negara menjadi cair dan maya. Persaingan antar-peradaban tak terbendung. Di samping itu, kompetisi hidup semakin ketat dan tajam sehingga survival on the fittest tidak bisa dihindari.
"Tidak ada lagi batasan geografis apakah Anda tinggal di Majene, Makasar, Jakarta, atau di Moskow dan Jepang sekalipun. Kini semua terhubung berkat teknologi informasi dan alat komunikasi yang pesat," papar Menag, akhir pekan.
Hadir dalam kesempatan ini, Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh dan wakilnya, DPRD Sulbar, Bupati Majene Fahmi Massiara dan wakil, DPRD Majene, para Bupati/Wali kota se-Sulbar, Dirjen Pendis Kamaruddin Amin, Kakanwil Sulbar, Kakanwil Sulsel, para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pendidikan, dan masyarakat umum.
Menag meminta, STAIN Majene yang baru saja diresmikan dan PTKI lainnya untuk membekali mahasiswa dengan empat kecerdasan sekaligus, baik intelektual, emosional, spiritual, maupun kecerdasan kultural.
"Ketajaman intelelektual perlu. Tapi kematangan emosional dan spiritual juga dibutuhkan menghadapi persaingan. Tapi tak kalah pentingnya kecerdasan budaya mesti diperkuat," sarannya.
Menurutnya, STAIN harus diorientasikan pada pengembangan ilmu agama dan umum dalam satu kesatuan komprehensif. Pasalnya, tantangan kehidupan, semakin kompleks. "Dunia semakin terasa sempit seiring terus meningkatnya populasi manusia. Perubahan ekosistem dan kerusakan lingkungan semakin dirasakan, baik karena ulah tangan manusia atau perubahan lingkungan global," ucapnya.
Kepada para pengelola PTKI, Menag minta, agar semua perubahan lingkungan strategis itu menjadi pemikiran dalam mengembangkan perguruan tinggi yang dicita-citakan.