Senin 14 Nov 2016 04:51 WIB

Tak Hanya Sibuk Visi-Misi, Paslon Diminta Dorong Partisipasi Pemilih Tinggi

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Hazliansyah
Pilkada Serentak
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pilkada Serentak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masing-masing pasangan calon di daerah dalam Pilkada 2017 saat ini tengah gencar meraih simpati masyarakat untuk mendapat suara pemilih. Sejumlah gagasan menarik dimasukkan dalam visi misi, dengan harapan masyarakat tertarik dan memilih pasangan calon tersebut.

Namun, Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz menilai secemerlang apapun gagasan di masa kampanye tidak ada artinya jika masyarakat tidak datang ke tempat pemungutan suara.

"Tantangan pasangan calon tidak hanya menyampaikan gagasan pemilih tetapi memastikan gagasan tersebut membuat pemilih datang ke TPS, jika gagasan didukung tetapi tidak membuat datang ke TPS maka hasilnya juga sia-sia," ujar Masykurudin melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Ahad (13/11).

Ia menilai, faktor yang tidak bisa disepelekan adalah partisipasi. Pasalnya, tinggi rendahnya pemilih yang datang adalah penentu utama kemenangan Pilkada.

Apabila pasangan calon dalam masa kampanye didukung oleh mayoritas pemilih, tetapi sebagian besar pendukung tersebut tidak datang ke TPS maka dapat saja kalah dengan pasangan calon yang bukan mayoritas tetapi seluruh pendukungnya memilih di TPS.

"Prinsip satu pemilih satu suara dalam Pilkada sangat menentukan atas kemenangan pasangan calon, dukungan pemilih terhadap calon tertentu baru akan dihitung ketika telah mencoblos di TPS," ujar Masykurudin.

Lebih lanjut ia mengatakan, besarnya angka pemilih yang tidak datang ke TPS atau Golput juga dapat membuat pasangan calon yang didukung mayoritas pemilih menjadi tidak menang. Sehingga kunci kemenangan adalah partisipasi pemilih di hari pemungutan suara.

Adapun Pilkada serentak 2017 mendatang akan dilaksanakan di 101 daerah, yakni 7 provinsi, 76 kabupaten dan 18 kota. Sedangkan hari pemungutan suara akan dilaksanakan pada 15 Februari 2017 mendatang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement