Senin 14 Nov 2016 08:31 WIB

'Madrasah Harus Miliki Kekhasannya'

Para siswa di MTSN  membaca buku pada peluncuran gerakan madrasah literasi.
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Para siswa di MTSN membaca buku pada peluncuran gerakan madrasah literasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE -- Sebanyak 40 kepala madrasah (Kamad) dan kepala sekolah (Kepsek), serta pengawas pembina madrasah/sekolah di Pidie Jaya, Provinsi Aceh, mengikuti 'Pelatihan Pengembangan Madrasah Secara Menyeluruh'. Acara yang juga disebut whole school development ini mencakupi aspek pembelajaran, budaya baca, dan manajemen madrasah secara umum, termasuk kontribusi kepsek dalam meningkatkan pengembangan sekolah yang dilakukan bersama dengan pengawas, guru, komite madrasah/sekolah dan masyarakat serta siswa.

Kadisdik Pidie Jaya (Pijay) Saiful MPd yang didampingi Kepala Subbagian Tata Usaha (Kasubbag TU) Kemenag Pidie Jaya Drs H Ilyas Muhammad MA mengharapkan, peserta dapat mengikuti pelatihan dengan disiplin dan aktif sehingga dapat menerapkannya di madrasah dengan memanfaatkan potensi yang ada. Sehingga, diharapkan terciptanya ciri khas madrasah dalam mengembangkan madrasah secara menyeluruh. "Sekolah/madrasah harus mempunya ciri khas dalam perkembangannya," kata Saiful saat membuka kegiatan, akhir pekan kemarin.

Sementara Kasubbag TU Kankemenag Pijay H Ilyas mengingatkan, bahwa pelatihan tersebut sangat bermanfaat dalam menunjang peningkatan menajemen sekolah secara transparansi dan akuntabilitas. "Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk menciptakan manajemen madrasah yang lebih baik, apalagi ini adalah akhir dari kegiatan yang dilaksanakan oleh USAID Prioritas, manfaatkanlah ini," ujarnya.

 

Dalam kegiatan tersebut, Pelatih Teknis Whole School Development USAID Prioritas Mukhlis Hamid menjelaskan, kegiatan dua hari tersebut diisi dengan pembekalan kepada para kepala sekolah dan pengawas untuk mendukung kerja utama mereka sebagai pembina guru di sekolah. Karenanya, materi pelatihan ini berfokus pada indikator pembelajaran aktif, program budaya baca, serta manajemen berbasis sekolah.

Pada hari kedua, peserta diajak untuk memahami bagaimana caranya melakukan monitoring implementasi pembelajaran aktif, budaya baca, dan manajemen sekolah melalui pengamatan langsung ke beberapa sekolah mitra USAID Prioritas di Pijay. Setelah melakukan pengamatan di sekolah, peserta menyusun program peningkatan mutu sekolah berdasarkan hasil pengamatan di lapangan serta rencana tindak lanjut mereka di sekolah masing-masing.

"Rencana tindak lanjut ini hendaknya spesifik untuk tiap sekolah sehingga tampak khas dan sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing saat ini," kata Koordinator USAID Prioritas di Pijay, Mashadi.

sumber : kemenag.go.id
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement