Senin 14 Nov 2016 09:46 WIB

Korban Bom Samarinda Butuh Penanganan Komprehensif Atasi Trauma

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Tim Gegana Brimob Polda Kaltim mengamankan benda diduga sisa bom di lokasi ledakan di depan Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11).
Foto: Antara/Amirulloh
Tim Gegana Brimob Polda Kaltim mengamankan benda diduga sisa bom di lokasi ledakan di depan Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Indonesia mengungkapkan betapa pentingnya penanganan komprehensif terhadap korban teror bom Samarinda, khususnya anak-anak. Sebab, bencana yang ditimbulkan oleh tangan manusia, berdampak lebih buruk bagi anak-anak ketimbang bencana alam.

"Trauma, apa pun sumbernya, niscaya menyakitkan. Tapi trauma yang diakibatkan oleh ulah tangan manusia (bencana kemanusiaan) berdampak lebih buruk ketimbang bencana alam," kata Ketua Bidang Pemenuhan Hak Anak LPAI, Reza Indragiri, dalam pesan singkatnya, Senin (14/11).

Reza berpendapat, sebagaimana anak mengandalkan orangtuanya sebagai pelindung, keluarga pun mengharapkan kehadiran otoritas terkait sebagai pemberi jaminan keamanan. Itu berarti, semakin cepat dan efektif penanganan oleh otoritas berwenang, dan langkah-langkah penanganan itu disaksikan keluarga korban, semakin solid pula pondasi bagi pulihnya kondisi anak-anak yang menderita trauma.

Reza melanjutkan, tindakan kekerasan seperti di Samarinda, apalagi jika secara sengaja ditujukan pada anak-anak, merupakan kejahatan yang sangat keji. Menurutnya, ini patut menjadi perhatian, sehingga anak-anak tak lagi menjadi sasaran teror.

"Setelah kelompok-kelompok teror belakangan ini terindikasi melakukan perekrutan terhadap anak-anak, jangan sampai para manusia haus darah itu kini juga menyasar anak-anak sebagai sasaran mereka," ucap Reza.

Seperti diketahui, ledakan bom molotov terjadi di depan Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur, Ahad (13/11). Ledakan bom molotov tersebut melukai lima orang dimana empat orang diantaranya adalah anak-anak.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement