REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Kota Pekanbaru, mengecam dan mengutuk tindakan teror peledakan bom yang terjadi di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimanta Timur. Selain menyebabkan seorang balita meninggal dunia, ledakan bom itu pun mencederai warga lainnya. Polisi telah menangkap pelaku J yang diduga terkait jaringan teroris kelompok JAD Kalimantan Timur yang memiliki koneksi dengan jaringan Anshori Jawa Timur.
"Cipayung Kota Pekanbaru meminta pemerintah bertindak tegas dan mengusut tuntas kasus ini, sesuai dengan undang undang yang berlaku," kata perwakilan dari GMKI Pekanbaru, Hubert di Pekanbaru, Senin (14/11).
Hubert menilai, bahwa pemerintah lalai dalam menjaga keamanan warga negaranya yang beribadah. Karenanya, pihaknya juga perihatin atas kejadian yang menimpa korban teror bom dan harapannya korban cepat pulih dan kembali beraktivitas seperti biasanya.
Selain itu, Cipayung Pekanbaru juga turut menyerukan agar seluruh warga Negara Indonesia tidak terprovokasi dengan semua isu yang mencoba memecah belah keutuhan."Kami mengajak semua elemen untuk menjaga kebhinekaan dan berharap kasus teror ini menjadi kasus yang terakhir di Indonesia," ujarnya.
Cipayung Kota Pekanbaru terdiri dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Pergetakan Mahasiswa Islam Indonesia, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, dan Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia
Dikatakannya, bahwa aksi teror yang masih menyelimuti negara Indonesia sampai saat ini masih juga belum surut. Kali ini aksi teror tersebut terjadi pada salah satu Gereja Ouikumene yang ada disamarinda pada Ahad pagi (13/11/16) di Samarinda.
Ledakan bom pada gereja itu terjadi pada saat ibadah sedang berlangsung, sekitar pukul 10.15 WITA tepatnya saat pembacaan puncak doa terkhir. Jelang bubar jemaat gereja, terdengarlah ledakan bom di halaman depan gereja tersebut.
"Saat itu terdengar suara ledakan sebanyak tiga kali sehingga mengakibatkan kobaran api yang merusak empat sepeda motor jemaat dan empat orang anak yang menjadi korban saat sedang bermain di teras gereja," ceritanya.
Petugas Polres Samarinda pada malamnya langsung bereaksi dan telah menangkap pelaku yang diduga melemparkan bom molotov di Gereja Oikumene. "Pelaku sudah diamankan berinisial J," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar dalam keterangannya di Jakarta, Ahad 913/11). Boy mengatakan, J diduga terkait jaringan teroris kelompok JAD Kalimantan Timur yang memiliki koneksi dengan jaringan Anshori Jawa Timur.