Senin 14 Nov 2016 15:03 WIB

Soal Bom Samarinda, Ini Kata MUI

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Angga Indrawan
Tim Gegana Brimob Polda Kaltim mengamankan benda diduga sisa bom di lokasi ledakan di depan Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11).
Foto: Antara//Amirulloh
Tim Gegana Brimob Polda Kaltim mengamankan benda diduga sisa bom di lokasi ledakan di depan Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Tengku Zulkarnain meminta masyarakat tidak terprovokasi isu di media sosial yang ramai membicarakan seolah-olah teror bom Samarinda terjadi karena demo 411. Menurutnya, isu tersebut mencuat karena ulah 'pengkhianat bangsa' yang ingin memanfaatkan situasi demi memecah-belah Indonesia.

"Tolong 'pengkhianat bangsa' yang mau membelokkan isu bom Samarinda ini ke gerakan 411 ini tolong diwaspadai. Ini isu kampungan," kata Tengku saat dihubungi Republika.co.id, Senin (14/11).

Tengku melanjutkan, sangat tidak mungkin aksi 411 melahirkan seorang pengebom gereja. Sebab, jika saja umat Muslim yang mengikuti aksi 411 itu dikader untuk melakukan pengeboman terhadap gereja, sudah pasti tidak akan satu gereja saja yang diledakkan.

Masyarakat juga diimbau untuk lebih mendengarkan suara MUI ketimbang mempercayai provokator. "Siapa lagi yang mau kita percaya selain MUI. Masak mau percaya provokator," ucap Tengku.

Seperti diketahui, ledakan bom molotov terjadi di depan Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur, Ahad (13/11). Saat menjalankan aksinya, pelaku mengenakan kaos bertuliskan “Jihad Way of Life”. Ledakan bom molotov tersebut melukai lima orang di mana empat orang di antaranya adalah anak-anak, dan salah satunya meninggal dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement