Senin 14 Nov 2016 14:58 WIB

Mendikbud: Korban Bom Samarinda Ditanggung Pemerintah

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Andi Nur Aminah
Tim Gegana Brimob Polda Kaltim mengamankan benda diduga sisa bom di lokasi ledakan di depan Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11).
Foto: Antara//Amirulloh
Tim Gegana Brimob Polda Kaltim mengamankan benda diduga sisa bom di lokasi ledakan di depan Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menjenguk anak korban ledakan bom di Gejera Oikumene, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (14/11). Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu menuturkan, semua biaya pengobatan akan ditanggung pemerintah. "Biaya pengobatan para korban akan ditanggung oleh pemerintah," kata Muhadjir dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (14/11).

Dalam kunjungan kerjanya ke Samarinda, Mendikbud menyampaikan duka mewakili pemerintah. Khususnya, terhadap balita korban yang meninggal, Intan Olivia yang mengalami sejumlah luka bakar. "Saya ikut berduka sangat mendalam, sudah saya sampaikan salam dari Pak Presiden. Semoga keluarga bersabar dan menerima dengan ikhlas," ujar Muhadjir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Syachranie Samarinda, Kalimantan Timur.

Muhadjir mengutuk keras tindakan terorisme yang disebabkan oleh paham radikal. Ia meminta pelaku mendapat hukuman yang setimpal. Menurutnya, isu terorisme harus ditanggapi secara serius. "Mereka sungguh kejam telah mencabut kebahagiaan dan masa depan anak-anak kita. Serangan teror ini adalah ancaman bagi NKRI," tutur Muhadjir.

Saat ini, masih ada tiga anak korban ledakan bom molotov yang masih mendapat perawatan di rumah sakit. Mereka adalah Triniti (3), Alfaro (5), dan Anita (4).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement