REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kelompok radikal berencana menggunakan kemenangan Donald Trump di Amerika Serikat sebagai alat propaganda untuk memanggil para ekstrimis di Afganistan dan Aljazair bergabung dengan mereka bertempur di medan perang melawan kezaliman Barat.
Trump selama ini sering menggunakan ujaran kebencian terhadap mMslim untuk mendapatkan simpati saat kampanye pemilihan presiden.
Kepala IHS Jane's Terrorism and Insurgency Centre, Matthew Henman mengatakan, meskipun saat ini Trump telah menurunkan komen anti-Muslim namun ujaran kebenciannya terhadap Islam saat kampanye masih bisa dimanfaatkan kelompok-kelompok ekstremis sebagai mesin propaganda.
"Militan akan terus mengutip kata-kata Trump sebagai mesin propaganda. ISIS dan Alqaidah akan menggunakan kata-kata Trump untuk membakar hati orang-orang muslim dan meyakinkan mereka kalau orang-orang barat dan dunia barat membenci mereka dan tak bisa menerima mereka sebagai bagian dari masyarakatnya," ujar Henman, Senin, (14/11).
Seorang komandan Taliban mengatakan, pihaknya telah menyimpan semua pidato-pidato Trump yang berisi ucapan anti-Muslim. "Jika Trump benar-benar melakukan apa yang ia katakan saat kampanye maka ini akan memprovokasi para militan di seluruh dunia."
Baca juga, Donald Trump Menangkan Pilpres AS.
Para militan di seluruh dunia, ujar dia, akan merasa marah. Kelompok-kelompok ekstrimis akan mengekploitasi kemarahan tersebut untuk mempermudah mereka mendapatkan anggota baru.