REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengutuk pelaku penyerangan bom molotov di pintu depan Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur. Menurut dia, tindakan seperti itu tidak semestinya dilakukan oleh umat beragama.
"Tindakan seperti itu sama sekali bukanlah tindakan umat beragama. Tidak ada satupun agama yang mentolerir tindakan kekerasan seperti itu, apalagi itu dilakukan kepada rumah ibadah. Rumah ibadah itu wajib kita jaga bersama," ujar Lukman seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Agama, Senin (14/11).
Lukman berharap masyarakat tidak terpancing dan terprovokasi dengan aksi kekerasan ini. Dia juga meminta aparat kepolisian mengungkap pelaku di balik peristiwa tersebut. "Serahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum kita untuk mengungkap, lalu bisa memberikan hukuman bagi pelaku tindakan tersebut," kata Lukman.
Aparat kepolisian sendiri saat ini telah menangkap pelaku penyerangan bom molotov tersebut. Pelaku yang berinisial J saat ini masih diperiksa di Polres Samarinda. Pelaku merupakan mantan narapidana kasus teroris bom Puspitek Tangerang dan bom buku di Jakarta. Pelaku ke lokasi dengan menggunakan motor milik temannya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bom jenis molotov meledak di pintu depan Gereja Oikumene yang terletak di Kelurahan Sengkotek, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Peristiwa terjadi pada Ahad (13/11) sekitar pukul 10.15 WITA saat sejumlah jemaat sedang melakukan ibadah. Sejumlah anak-anak yang saat kejadian tengah bermain di halaman gereja menjadi korban.