Senin 14 Nov 2016 17:51 WIB

Mendikbud Minta Korban Bom Samarinda Ditangani Serius

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Muhajir
Foto: Firkah Fansuri
Menteri Muhajir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meminta rumah sakit memberikan penanganan secara maksimal pada para korban bom molotov di Gejera Oikumene, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur.

"Korban yang satu mudah-mudahan bisa diselamatkan dan saya lihat kesadarannya bagus dan saya minta kepada rumah sakit untuk ditangani full team," kata dia saat berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) A.W. Syachranie Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (14/11).

Dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Muhadjir meminta pihak rumah sakit memberikan pelayanan sebaik-baiknya. Ia mengatakan, semua pembiayaan korban akan ditanggung oleh pemerintah.

Dalam kunjungan kerjanya ke Kota Samarinda, mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu juga menyampaikan belasungkawa dari pemerintah pusat.

"Saya ikut berduka yang sangat dalam atas nama pemerintah dan tadi juga saya sampaikan salam dari pak presiden. Mudah2an keluarganya diberikan kesabaran dan ikhlas," ujarnya.

Mendikbud meminta para pelaku teror dihukum seberat-beratnya. Sesab, aksi ledakan tersebut memakan sejumlah korban anak-anak.

"Kita harus keras lagi, kita harus serius lagi dalam menangani teroris karena suatu yang nyata merupakan ancaman nyata. Karena saya lihat sendiri korbannya anak-anak yang tidak berdosa dan butuh kedamaian," tutur Muhadjir.

Ia mengimbau pada pihak berwajib, pemerintah provinsi, kabupaten/kota serta semua warga agar selalu waspada pascaaksi ledakan bom molotov.

Sebelumnya, seorang anak Intan Olivia (4) tewas akibat aksi ledakan di Gejera Oikumene. Saat ini, masih ada tiga anak korban ledakan bom molotov yang masih mendapat perawatan di rumah sakit, yakni Triniti (3), Alfaro (5), dan Anita (4). N

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement