Senin 14 Nov 2016 17:53 WIB

'Bom Oikumene Akibat Gagalnya Pengawasan BNPT'

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Personel Brimob Polda Kaltim mengamankan lokasi ledakan bom di Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11).
Foto: Antara/Amirulloh
Personel Brimob Polda Kaltim mengamankan lokasi ledakan bom di Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Wakil ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Desmond J Mahesa mengatakan ledakan bom yang terjadi di depan Gereja Oikumene di Samarinda menunjukkan, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), telah gagal dalam melakukan pengawasan. Apalagi pelaku bom tersebut adakah mantan narapidana yang juga pernah melakukan teror. Seharusnya dia mengatakan BNPT juga terus melakukan pengawasan terhadapnya.

“Pelakunya mantan pelaku teror yang sudah masuk Lapas. Sehingga dia masih dalam pengawasan BNPT‎. Maka kalau ada yang melakukan bom lagi, berarti //kan pengawasan itu gagal," keluh Politikus Partai Gerindra, di Jakarta, Senin (14/11).

Selain itu, Desmond juga memiliki kesan, justru terorisme dipelihara oleh BNPT sendiri. Sebab sebelum ada BNPT, terorisme di Indonesia tidak semarak sekarang ini, saat BNPT berdiri. Tentu saja ini merupakan kondisi yang janggal dan aneh.

Desmond meminta agar kasus bom ini segera ditangani. Kemudian polisi juga harus berhati-hati, tak boleh segera memvonis orang sebelum ada proses hukum di pengadilan.

Tidak hanya itu, Desmond juga menduga, kasus bom Oikumene di Samarinda merupakan pengalihan isu penistaan agama yang dilakukan calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sehingga diperlukan kecermatan dalam menyikapi teror di Samarinda ini, terutama tujuan para pelaku tersebut.

“Di tengah kondisi hari ini yang suasana politik agak panas, akibat demo tanggal 4 dan sampai sekarang masih terasa, apakah ini bukan dari pada mainan?," tanya Desmond.

Desmond juga khawatir apabila penanganan kasus ini berjalan lambat, akan terjadi kembali tragedi kerusuhan Poso yang terjadi beberapa tahun lalu. Pascakerusuhan Poso, Santoso masuk tahanan karena melakukan perampokan. Kemudian tanpa diduga dan Santoso menjadi teroris sungguhan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement