REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Yenny Wahid mengecam keras pengeboman terhadap Gereja Oikoumene di Samarinda, Kalimantan Timur, yang terjadi pada Ahad (13/11) lalu. Dia menilai, aksi tersebut melukai kedamaian seluruh elemen bangsa. Apalagi, salah satu korbannya merupakan balita.
“Aksi itu keji sekali. Kasihan nyawa anak kecil tidak berdosa melayang sia-sia. Kami berharap, pelaku diberikan hukuman yang setimpal,” kata putri mantan presiden Abdurrahman Wahid itu, Senin (14/11).
Dalam foto yang sempat beredar, pelaku pengeboman yang berhasil ditangkap tampak berpakaian yang bertuliskan kata 'jihad'. Yenny Wahid berharap, Islam tidak dikaitkan dengan kejahatan terorisme.
Sebab, aksi bom itu mencederai semua umat beragama. Jangan sampai tindakan oknum yang tak bertanggung jawab merusak situasi toleransi antarumat beragama di Tanah Air.
“Perlu dibangun kesadaran lebih luas lagi bahwa terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan agama apa pun, terlebih Islam, yang mengutuk keras perbuatan terorisme,” ujarnya.
“Umat Islam di Indonesia saat ini dipandang sebagai panutan dunia karena dianggap mampu mengembangkan budaya toleransi dalam mengelola kebinekaan. Semangat ini jangan sampai rusak karena serangan teroris," jelasnya.