REPUBLIKA.CO.ID, KENDAL -- Keberadaan Kawasan Industri Kendal (KIK) harus memberikan manfaat kepada masyarakat Kendal. Permintaan ini disampaikan PresidenRI, Joko Widodo saat meresmikan KIK bersama Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong, di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin (14/11).
Presiden mengaku senang dapat mengunjungi kawasan industri yang menjadi ikon baru bagi kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Singapura tersebut. Iapun berharap, kerjasama ini bisa ditindaklanjuti dan KIK bisa ditetapkan sebagai kawasan prioritas bagi pengembangan investasi kedua negara.
Terkait hal ini, jelasnya, Pemerintah Indonesia akan mendorong pemenuhan berbagai infrastruktur pendukung pengembangan kawasan industri yang dibangun di Kabupaten Kendal ini. Seperti transportasi, energi listrik dan gas, sumber daya air dan sanitasi, ketersediaan sumber daya manusia dan teknologi.
Presiden juga menambahkan, pembangunan dan penataan infrastruktur akan mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah dan memberikan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Untuk ini, Presiden juga menjanjikan akan mendorong agar pembangunan jalan tol Pemalang- Batang dan Batang- Semarang bisa segera diselesaikan. Sehingga,para investor tidak perlu takut untuk segera berinvestasi di kawasan industri Kendal.
Tak lupa Presiden juga meminta komitmen para investor agar keberadaan KIK ini harus membawa manfaat bagi rakyat. Terutama masyarakat di wilayah Kabupaten Kendal Jawa Tengah.
Pada bagian lain, Presiden juga menjelaskan KIK ini direncanakan akan dibangun di areal seluas 2.700 hektare. Namun untuk tahap pertama baru akan diselesaikan seluas 830 hektare. Presiden berharap nantinya akan mampu menyerap lebih dari 500 ribu tenaga kerja. “Itu yang langsung,” jelasnya.
Harapannya, lanjut Joko Widodo, perputaran uang di Kendal dan sekitarnya serta pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah pada umumnya akan bisa bergerak naik. Karena kawasan industri ini akan bisa berproduksi maksimal dalam waktu tiga hingga –maksimal-- empat tahun ke depan.
Kawasan industri ini juga akan bisa menjadi contoh dalam hal pembagian klaster- klaster yang berbeda, seperti industri fashion, furniture, industri makanan, industri elektronik dan manufaktur lainnya. Sehingga akan mampu memberikan sebuah spesialisasi sekaligus efisiensi.
Karena KIK ini relatif dekat dengan Pelabuhan Tanjung Emas dan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Namun, tandas Presiden, setidaknya ada dua kunci bagi keberhasilan pertumbuhan kawasan industri di Kendal dan itu harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Yakni masalah listrik dan kebutuhan gas. “Inilah hal yang saya tekankan kepada Menteri Perindustrian agar menyelesaikan persoalan ini, paling tidak hingga akhir tahun 2016 ini,” tegasnya.
Presiden juga menyampaikan, kedatangan langsung para investor dari Singapura dalam peresmian KIK ini memberikan sinyal bahwa Pemerintah Indonesia sangat terbuka untuk investasi. “Apapun yang bisa membuka lapangan kerja serta mampu memberi dorongan bagi pertumbuhan ekonomi,” tandasnya.
Pada kesempatan ini, PM Singapura, Lee Hsien Loong mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada Pemerintah RI. Karena telah banyak mendorong terwujudnya kawasan industri yang terintegrasi di Kabupaten Kendal ini.
Dalam sambutannya, Loong juga mengakui, Indonesia sebagai mitra hubungan bilateral dengan Singapura, telah memberikan banyak kemudahan. Baik kemudahan dari sisi regulasi maupun kemudahan fasilitas yang akan sangat medukung pengembangan kawasan industri bagi para investor Singapura ini.
“Dengan begitu, akan mampu menjamin kenyamanan dalam berinvestasi di kawasan industri yang ada di Kabupaten Kendal ini, sekaligus akan semakin mempererat kerjasama ekonomi yang telah terjalin selama ini,” tambahnya.
Presiden Direktur PT JababekaTbk, Budianto Liman menambahkan, keberadaan KIK –dengan tagline ‘Park by The Bay’ ini mampu mendorong percepatan pembangunan di Jawa Tengah. “Untuk itu kami juga minta Pemerintah Indonesia untuk menyiapkan dukungan infrastruktur yang komperehensif,” katanya.