REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menggelar forum pertukaran pembelajaran internasional sanitasi sekolah (Wins-ILE) di Jakarta. Forum yang diselenggarakan pada 14-18 Novemver 2016 itu dihadiri 18 negara.
Negara dimaksud yakni, Filipina, India, Laos, Sri Lanka, Banglades, Kamboja, Nepal, Afganistan, Kiribati, Myanmar, Bhutan, Cina, Papua Nugini, Timor Leste, dan Pakistan.
"Kita bersyukur forum ini diadakan di Indonesia. Ada beberapa hal yang jadi pertimbangan," kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad di kantor Kemdikbud, Jakarta, Senin (14/11).
Pertama, ia menjelaskan, Wins-ILE berhubungan dengan permasalahan ketersediaan air bersih, fasilitas sanitasi dan upaya menjaga kesehatan di lingkungan sekolah. Hamid menuturkan, masih banyak sekolah dasar di Indonesia tanpa fasilitas toilet. Terutama sekolah inpres yang selama ini tidak mempunyai standar toilet.
"Ini yang dilkukan tiga tahun terakhir. Bagaimana setiap sekolah harus ada toilet. Ini kebutuhan dasar, tidak bisa tidak, ujar Hamid.
Ia menargetkan dalam satu hingga dua tahun, tidak ada sekolah yang tidak mempunyai fasilitas toilet. Sehingga, ia mendesak pemerintah daerah (pemda) untuk memenuhi kebutuhan dasar para siswa itu. Ia menyebut, pemenuhan kebutuhan sanitasi sekolah dapat dilakukan melalui APDB, DAK, BOS maupun APBN.
Permasalahan kedua, yakni, fasilitas jamban tidak terurus dengan baik, misalnya toilet kotor atau air tidak tersedia.
Ketiga, yakni, banyak sekolah yang mengalami kesulitan mendapat air bersih. Ia menyebut, beberapa daerah di Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumatra Selatan (Sumsel) mengalami kesulitas saat musim kemarau."Kita harap ada penyelesaian. Sebelumnya Kementerian Pekerjaan Umum kan sudah bangun sumur artesis," jelasnya.
Hamid mengatakan, diskusi tersebut juga menjadi forum pertukar ilmu pengetahuan bagaimana membentuk perilaku anak untuk hidup bersih dan sehat, bagaimana membiasakan anak agar buang samah pada tematnya, serta membersihkan toilet.
Ia menginstruksikan pada para guru agar kembali mengaktifkan piket kebersihan sekolah. Menurutnya, kegiatan tersebut dapat menjadi ajang belajar bagi siswa bagaimana menjaga kebersihan.