Senin 14 Nov 2016 22:56 WIB

Tuan Guru: Tak Boleh Menistakan Agama Apa Pun

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Karta Raharja Ucu
Gubernur NTB, TGH. Zainul Majdi menggelar silaturahmi bersama Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat Lintas Etnis, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda dan Pimpinan Pondok Pesantren dalam rangka menguatkan Ukhuwah Wathoniah (Persatuan Kebangsaan) dalam Bingkai NKRI di Pendopo
Foto: Muhammad Nursyamsyi
Gubernur NTB, TGH. Zainul Majdi menggelar silaturahmi bersama Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat Lintas Etnis, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda dan Pimpinan Pondok Pesantren dalam rangka menguatkan Ukhuwah Wathoniah (Persatuan Kebangsaan) dalam Bingkai NKRI di Pendopo

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi mengajak para tokoh agama Islam sama-sama mengobati luka umat Islam saat ini. Dia berharap dan mengingatkan agar semarah-marahnya umat Islam atas kejadian ini tidak boleh menghilangkan akal sehat.

Pernyataan itu disampaikan Tuan Guru Bajang menyikapi polemik kasus penghinaan Alquran oleh Gubernur non-aktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. "Saudara dari Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Konghucu mohon situasi ini dipahami. Saling mengingatkan komitmen terhadap NTB dan Indonesia, tidak boleh melakukan penistaan kepada siapapun dan agama apapun," kata dia saat berkumpul dengan para tokoh agama, tokoh Adat, dan pimpinan pondok pesantren se-NTB dalam rangka menguatkan Ukhuwah Wathoniah atau Persatuan Kebangsaan dalam bingkai NKRI di Pendopo Gubernur NTB di Jalan Pejanggik, Mataram, Senin (14/11) malam.

Kepada umat Islam NTB, ia mengajak untuk selalu mengayomi kaum minoritas yang ada di NTB. Sebelumnya ia berpendapat, saat ini sisi batin umat Islam tengah terluka akibat ucapan Gubernur non-aktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menyinggung kitab suci Alquran.

Meski membahas polemik penghinaan Alquran yang dilakukan Ahok, ia mengaku memiliki hubungan baik dengan mantan anggota DPR itu. Bahkan Tuan Guru mengaku kerap berhubungan dan bercanda melalui SMS maupun pesan elektronik. "Ada Pak Basuki (Ahok) yang diberikan amanah membangun Jakarta, saya bersahabat dengan beliau sering bercanda, tapi dalam hal prinsip saya selalu ingatkan musuh Anda mulut Anda," katanya.

"Dia (Ahok) bilang terima kasih, terima kasih, tapi ya diulangi lagi," lanjutnya.

Ia menyampaikan, bila ketersinggungan hanya diarahkan kepada hal-hal yang bersifat pribadi, mungkin masih bisa ditolerir. "Tapi kalau sudah Allah SWT, Rasul, dan Alquran, itu beda sekali ada luka yang dalam," ucap dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement