REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bertahan selama lebih dari 700 tahun, Muslim Tatar berhasil berasimilasi dengan masyarakat Polandia tanpa kehilangan identitas sebagai Muslim, meski tampak pula pengeropaan terhadap tradisi Islam.
(Baca: Polandia, Surga bagi Umat Islam)
Namun, belakangan muncul dengan gerakan Jadidisme, sebuah gerakan pembaruan. Meski terpisah dari dunia Islam, interaksi sehari-hari Muslim Tatar dengan berbagai agama memunculkan sikap moderat.
Persoalan muncul di komunitas Muslim yang datang kemudian. Untuk hal ini, Muslim League menyerukan para imigran Muslim Sunni untuk menjalankan prinsip wasathiyah (pertengahan) dan ijtihad dengan mengemukanya persoalan kontemporer seperti penggunaan jasa bank konvensional, fertilisasi in vitro, memelihara anjing, dan lain-lain.
(Baca Juga: Muslim Polandia, Minoritas Paling Cemerlang)
Terkait hal ini, ulama asal Mesir, Syekh Yusuf al-Qardawi, menyeru Muslim di Polandia untuk berjuang memenuhi kewajiban primer dalam Islam, tapi fleksibel untuk urusan sekunder. Hal itu ternyata bisa membuat Muslim mendapat legitimasi terhadap gaya hidup Islami di tengah komunitas Barat.