REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, mengutuk kebiadaban mereka yang membajak agama sebagai ideologi teror dan tega membunuh sesama, apalagi korbannya adalah anak-anak. Siapapun dibalik teror tersebut mereka telah mencabut nilai-nilai kemanusian dari dalam diri mereka, dan tidak ada ajaran agama yang mengajarkan laku demikian.
''Membajak agama sebagai ideologi teror adalah upaya membunuh eksistensi agama itu sendiri yang mengajarkan keselamatan dan perdamaian. Mereka yang berada dibalik aksi ini pantas mendapat hukuman yang berat,'' kata Dahnil, dalam keterangan persnya, Senin (14/11).
Ia juga turut berbela sungkawa terhadap atas anak -anak yang menjadi korban kebiadaban pelemparan Bom Molotov di Gereja Oekumene Samarinda. Kalimantan Timur. Dahnil mengaku mengutus beberapa pengurus Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah untuk mengunjungi keluarga almarhumah Intan Olivia, untuk menyampaikan rasa bela sungkawa sekaligus simpati dan empati atas musibah yang dialami Intan Olivia Marbun dan 3 anak lainnya yang masih dirawat di Rumah Sakit.
''Semoga mereka para aktor penebar teror diluar sana berhenti menebar teror apa pun bentuknya, apalagi dengan cara membajak agama. Kami akan selalu bergandeng tamtam melawan semua bentuk radikalisasi dan teror,'' ucapnya.