Selasa 15 Nov 2016 07:37 WIB

Pelaku Peledakan Gereja Samarinda Sudah Lama Dipantau

Suasana pascaledakan bom di depan Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur
Foto: Google
Suasana pascaledakan bom di depan Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Terduga teroris pelaku peledakan bom di Gereja Oikumene Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, selama ini jarang berinteraksi dengan warga sekitar.

"Selama dia tinggal di kawasan ini, Juhanda jarang berinteraksi dengan warga. Bahkan, sangat tertutup sehingga saya sendiri tidak banyak tahu tentang dia (Juhanda)," kata Ketua RT 04, Kelurahan Sengkotek, Abdul malik, Senin (14/11).

Terduga pelaku pengeboman di Gereja Oikumene tinggal di belakang Masjid Al Mujahidin di RT 04, Kelurahan Sengkotek yang berada persis di pinggir Jalan Cipto Mangunkusumo, jalur Samarinda-Balikpapan. Selama ini, Juhanda, lanjut Abdul Malik, dikenal sebagai petugas yang membersihkan Masjid Al Mujahidin.

Keberadaan terduga pelaku peledakan Gereja Oikumene itu sudah lama dipantau pihak intelijen. Bahkan, Abdul Malik mengaku mengetahui jika Juhanda merupakan narapidana kasus terorisme dan telah menjalani hukuman.

"Keberadaan Juhanda memang sudah lama diawasi bahkan saya tahu kalau dia pernah terlibat kasus terorisme dari intel. Saya tahu mereka itu intel dari kartu nama dan saat mereka memperkenalkan diri," kata Abdul Malik.

Selain sebagai marbot, keseharian Juhanda, kata Abdul Malik, juga dikenal sebagai penjual ikan dari hasil keramba yang ia kelola di belakang masjid. Selama ini lanjut ia, tidak ada aktivitas Juhanda yang mencurigakan terkait aksinya melakukan peledakan di Gereja Oikumene. Namun, Abdul Malik mengakui jika Juhanda kerap dikunjungi sejumlah orang dari luar wilayah itu.

"Saya tidak tahu pasti jumlahnya tetapi memang di tempatnya tinggal sering berkumpul orang tetapi bukan warga dari sini. Di tempat itu, ia hanya tinggal sendiri," jelas Abdul Malik.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement