Selasa 15 Nov 2016 07:37 WIB

Masyarakat Diminta tak Terprovokasi Pengeboman Gereja Samarinda

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Indira Rezkisari
Tim Gegana Brimob Polda Kaltim mengamankan benda diduga sisa bom di lokasi ledakan di depan Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11).
Foto: Antara/Amirulloh
Tim Gegana Brimob Polda Kaltim mengamankan benda diduga sisa bom di lokasi ledakan di depan Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Iskan Qolba Lubis, berharap masyarakat tidak terprovokasi pascapeledakan bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur. Para tokoh agama di Samarinda dan tempat lain diminta dapat mendamaikan suasana setelah terjadinya ledakan.

"Sehingga, masyarakat tidak perlu terpancing atau terprovokasi oleh ulah oknum tak bertanggung jawab, " kata Iskan di Jakarta, Selasa (15/11).

Menurut Iskan, sebagai sesama anak bangsa, seluruh umat beragama di Indonesia memiliki kewajiban untuk menjaga keharmonisan, persatuan dan kerukunan antarumat beragama. Adanya stabilitas yang relatif terjaga belakangan ini harus terus dijaga bersama.

"Kita semua umat beragama di Indonesia memiliki tanggung jawab yang sama untuk turut menjaga keharmonisan dan kerukunan umat beragama," ujarnya. Hal tersebut bertujuan untuk menangkal setiap upaya memecah belah kerukunan umat beragama.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyebut rakyat Indonesia yang sejak dulu mencintai kerukunan dan toleransi sudah pasti tidak menyetujui aksi kekerasan tersebut. Apalagi di dalam ajaran agama mana pun tidak dibenarkan melakukan tindakan terorisme.

Iskan mengatakan, kekerasan seperti terorisme tidak pernah diajarkan oleh agama mana pun, terutama Islam yang mencintai perdamaian. Oleh karena itu, semua kalangan diminta tidak mengaitkan kejadian ini dengan sentimen keagamaan. "Selain itu, kami berharap Kepolisian bisa mengusut kasus ini secara profesional dan terukur,” ujar Iskan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement