REPUBLIKA.CO.ID, ATLANTA -- Federal Bureau of Investigation (FBI) melaporkan, kejahatan kebencian terhadap Muslim mengalami peningkatan sejak 2015. Sebelumnya, kejahatan kebencian terhadap Muslim pernah mencapai puncaknya setelah tragedi 11 September.
Berdasarkan data yang dirilis FBI, kejahatan kebencian terhadap Muslim meningkat 6,7 persen dari 2014 ke 2015. Pada 2014 tercatat terjadi 5.479 kasus kejahatan kebencian. Pada 2015 tercatat terjadi 5.860 kasus.
Juru Bicara Dewan Hubungan Amerika-Islam, Ibrahim Hooper mengatakan, pihaknya tidak terkejut melihat peningkatan kejahatan kebencian pada 2015. Diperkirakan kebencian terhadap Muslim akan terus berlanjut.
"Kami melihat lonjakan insiden anti-Muslim dimulai pada akhir 2015. Lonjakannya masih berlangsung hingga saat ini, bahkan lonjakannya dipercepat setelah pemilihan presiden terpilih Trump," kata Hooper sebagaimana dilansir dari Times Picayune, Selasa (15/11).
Belum ada yang mengetahui secara pasti, kapan Donald Trump akan menerapkan larangan terhadap Muslim sesuai janjinya saat kampanye. Para pengamat menilai, janji Trump saat kampanye telah membawa dampak yang cukup besar terhadap anti-Muslim.
Pengamat juga melihat, kata-kata publik figur seperti Trump telah diterjemahkan dalam bentuk kekerasan oleh kelompok anti-Muslim. Sejak 8 November 2016 juga telah banyak laporan kasus rasis dan anti-agama di seluruh negara.