REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Organisasi Pengusaha Angkutan Darat Kota Bekasi, Jawa Barat, memilih melakukan kerja sama dengan kalangan akademisi untuk mengembangkan aplikasi angkutan umum roda tiga atau bajaj berbasis online.
"Sebenarnya ada tiga pihak yang mengajukan permohonan kerja sama dengan kami terkait bajaj online di Kota Bekasi," kata Ketua Organda Kota Bekasi Hotman Pane, di Bekasi, Selasa (15/11).
Pihak yang dimaksud berasal dari dua pengusaha swasta di Jakarta dan Bekasi serta satu pihak dari kalangan akademisi Universitas Islam 45 Bekasi. Menurut dia, pihaknya lebih tertarik untuk bekerja sama dengan kalangan mahasiswa dalam upaya pengembangan bajaj berbasis online di wilayahnya. "Sebab, ini berkaitan dengan tanggung jawab kami memberdayakan pengusaha pemula di Kota Bekasi," katanya.
Menurutnya, mahasiswa Unisma itu telah mempersiapkan aplikasi online layanan bajaj di Kota Bekasi.
"Aplikasinya sudah rampung dibuat. Kami masih pertimbangkan dulu kesiapan perangkat lunaknya," katanya.
Menurut Pane, hingga kini bajaj tersebut masih dalam tahap uji coba di Kecamatan Bekasi timur sebanyak 20 unit. Hingga kini, implementasi operasional bajaj di 12 kecamatan Kota Bekasi masih menunggu hasil evaluasi dari Dinas Perhubungan setempat.
Pane memastikan, selama proses uji coba itu sejumlah potensi konflik akibat persinggungan trayek dengan ojek maupun becak tidak terbukti. "Animo masyarakat di Bekasi Timur positif, baik dari pengemudi becak, ojek dan angkot. Mereka justru daftar ingin jadi pengemudi bajaj," katanya. Selain itu, prediksi sebagian kalangan yang menilai operasional bajaj akan menimbulkan kemacetan juga tidak terbukti. "Sopir bajaj sudah kita didik. Mereka hanya boleh beroperasi di lingkungan perumahan," katanya.