REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Perum Jasa Tirta (PJT) II menuding banjir yang menggenangi jalan Tol Jakarta-Cikampek di KM 37, Cikarang, Kabupaten Bekasi, akibat buruknya drainase dan alih fungsi daerah resapan air. PJT II Jatiluhur menegaskan banjir di Tol Jakarta-Cikampek bukan akibat luapan air sungai.
Direktur II PJT II Jatiluhur, Harry M Sungguh, mengatakan, daerah di kawasan Delta Mas itu dulunya wilayah resapan air. Akan tetapi, sekarang telah alih fungsi. Sawah-sawah dan area genangan air di kawasan itu, telah berubah menjadi kawasan komersil.
"Kemudian, kawasan itu posisinya lebih tinggi ketimbang jalan tol. Makanya, saat curah hujan tinggi, airnya menggenangi jalan bebas hambatan itu," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (15/11).
Jadi, banjir di jalan tol itu bukan disebabkan luapan air sungai. Melainkan, air hujan sudah tak punya rumah lagi. Sebab, rumahnya yakni area genangan sudah berubah menjadi kawasan komersil yang tanahnya juga sudah dilapisi beton.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Jabar, Dedi Mulyadi, mengatakan, saat ini air telah kehilangan rumahnya. Sehingga, banjir terjadi di mana-mana. Baik itu di hulu Citarum maupun di hilirnya. Kondisi ini, akibat rumah air banyak beralih fungsi jadi kawasan bisnis, perumahan elit dan lainnya.
"Saya menyarankan, supaya seluruh kabupaten/kota mengevaluasi rancangan tata ruang wilayahnya (RTRW)," kata Dedi.