Selasa 15 Nov 2016 16:09 WIB

Diguyur Hujan, Jalan Pagarasih Bandung Kembali Kebanjiran

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Bayu Hermawan
Banjir di kawasan Pagarsih, Bandung, Jawa Barat
Foto: Ist
Banjir di kawasan Pagarsih, Bandung, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hujan deras yang terjadi sejak pukul 13.30 WIB di Kota Bandung mengakibatkan sejumlah jalan terendam banjir seperti di Jalan Pagarsih yang terendam banjir dan akibat meluapnya sungai Citepus serta jalan Pasirkoja.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, saat ini hujan masih terjadi meski dengan intensitas yang ringan. Para warga yang berada di jalan Pagarsih terlihat sengaja  ingin melihat kondisi banjir. Bahkan mereka tak segan mendekat ke lokasi sungai Citepus dengan kondisi arus yang deras. Mereka terlihat tidak mempedulikan soal keselamatan.

Leman, pedagang Soto di Pasar Ulekan yang lokasi dagangnya terendam banjir mengaku harus tutup cepat. Sebab, kondisi dilokasi tempat jualannya banjir. Ia mengaku selain hujan deras di jalan Pagarsih. Luapan sungai Citepus berasal dari kiriman di Lembang.

Bahkan menurutnya, para pengendara mobil yang memarkirkan kendaraannya di jalan Pagarsih sudah memarkirkan kendaraannya ditempat lain. Karena takut terbawa arus banjir.

Agus, penjaga parkir pasar Ulekan, mengatakan kondisi banjir di jalan Pagarsih tiap tahun semakin parah. Sebab, banjir yang terdahulu meski besar dan merendam jalan tidak sampai  membuat kendaraan roda empat terbawa arus.

"Kondisi banjir sekarang lebih parah. Dulu meski besar tidak sampai membuat kendaraan terbawa arus," ungkapnya.

Ia menilai salah satu penyebab banjir di Pagarsih lebih parah karena adanya Benteng Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Pagarsih yang membuat aliran air dari arah utara sungai Citepus tertahan oleh benteng dan akhirnya mengalir ke arah Barat jalan Pagarsih.

Menurutnya, sebelum ada benteng, aliran air yang deras mengalir dari arah utara mengalir ke barat jalan Pagarsih, Selatan gang Natawijaya dan Timur jalan Pagarsih.

"Aliran air dari utara tertahan oleh benteng dan mengalir total ke arah timur. Padahal sebelum ada benteng air terbagi tiga ke arah timur, selatan Natawijaya, barat jalan Pagarsih," ungkapnya.

Agus mengatakan saat dulu memang kendaraan mobil empat ikut terendam namun tidak sampai terbawa arus.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement