Selasa 15 Nov 2016 18:40 WIB

Pasca-Trump Terpilih, Gay Yahudi Takut Ditembak Mati

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Aksi unjuk rasa menolak Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (ilustrasi).
Foto: EPA/Andy Rain
Aksi unjuk rasa menolak Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- FBI melaporkan dari 1.053 insiden akibat orientasi seksual tertentu, 19 persen serangan kebencian ditujukan kepada kaum gay di Amerika Serikat. 

Seperti dilansir Aljazirah, Selasa, (15/11), kaum gay sering menjadi sasaran kebencian berdasarkan laporan FBI. Apalagi sejak Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika.

Seorang gay yahudi, Mark Joseph Stern mengatakan, ia merasa takut sejak Trump terpilih menjadi Presiden Amerika. "Saya sering mendapatkan pesan berisi cemoohan yang menyakitkan seperti 'dasar homo', 'dasar Yahudi'," katanya dilansir Slate.com

Stern dan teman-temannya yang juga gay sering mendapat ancaman pembunuhan. Orang-orang yang mengancamnya mengaku tahu di mana ia tinggal dan itu mengerikan.

"Trump ingin orang-orang seperti saya musnah, mati. Para pengancam saya selalu mengatakan akan membunuh saya dengan menembak mati saya," ujar Stern.

Mereka mengatakan homoseksual Yahudi tak memiliki tempat di rezim baru. "Mereka bilang homo tak punya tempat di era Trump," katanya.

Stern menjelaskan, dulu sebelum Trump terpilih jadi presiden, tak ada yang berani mengancam hidupnya. "Tapi sekarang saya sering diancam, orang-orang homofobia mendapat tempat saat Trump berkuasa," ucapnya.

Ia mengaku sangat takut saat ini. "Saya tak pernah merasa takut seperti ini seumur hidup saya. Ini bukan hidup yang menyenangkan seperti dulu sebelum Trump berkuasa," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement