REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Pemkab Sukabumi akan memperpanjang status tanggap darurat bencana. Pasalnya, penanganan bencana di sejumlah kecamatan di selatan Sukabumi masih berlangsung.
"Perpanjangan status tanggap darurat hingga satu pekan ke depan,’’ terang Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Andi Kusnadi kepada wartawan Selasa (15/11).
Awalnya, status tanggap darurat pertama diberlakukan mulai 9 Oktober hingga 15 Oktober. Menurut Andi, perpanjangan status tanggap darurat diperlukan dalam penanganan bencana banjir bandang di Kecamatan Cidolog.
Di wilayah tersebut ada ribuan warga yang terdampak bencana banjir bandang pada Rabu (9/11) lalu. Selain itu, kata Andi, di kawasan tersebut masih rawan diterjang bencana karena tingginya intensitas hujan. Hal itu menyebabkan potensi meluapnya sungai masih tinggi.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan, permasalahan banjir bandang ini menjadi perhatian khusus pemerintah. Sebelumnya lanjut dia kawasan di selatan Sukabumi ini memang belum pernah diterjang banjir dengan dampak yang begitu besar.
Marwan menerangkan, bencana banjir ini salah satunya dikarenakan mulai gundulnya kawasan hutan di sekitar permukiman warga. ‘’ Jika pun ada tanaman ternyata homogen seperti pinus yang kurang banyak menyerap air,’’ terang dia.
Oleh karena itu kata Marwan, ke depan pemkab akan menggalakan penghijauan di kawasan yang rawan diterjang banjir. Upaya ini untuk mencegah berulang kembalinya peristiwa banjir bandang.Bencana banjir bandang menerjang selatan Sukabumi pada Rabu (9/11) lalu.
Daerah yang paling parah terkena dampak yakni Kecamatan Cidolog dan Cibitung. Jumlah rumah yang rusak di Kecamatan Cidolog mencapai 1.120 unit dan sekitar 162 unit diantaranya rusak berat.