REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Seiring dengan bertambahnya jumlah umat Islam di Zimbabwe, konstitusi Zimbabwe memberikan kelonggaran peraturan sebagai bentuk integrasi muslim di masyarakat. Salah satunya dengan membangun sekolah-sekolah atas nama pemerintah
Menteri Pemerintah Pendidikan Dasar dan Menengah Zimbabwe, Lazarus Dokora mengatakan rencana pemerintah ini telah disampaikan kepada komunitas muslim setempat. Namun, rencana ini masih belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat karena belum tersedianya sumber daya manusia yang cukup untuk dapat dipekerjakan di sekolah-sekolah tersebut.
Dilansir dari Africanexponent.com, rencana untuk mendirikan sekolah Islam ini mendapat protes dari masyarakat setempat. Masyarakat khawatir sekolah Islam akan menjadi ancaman dengan meningkatnya aksi jihad yang mengandung unsur kekerasan. Hal ini didasari dengan keinginan untuk menegakan hukum syariah.
Protes yang dilakukan masyarakat ini semakin diperparah dengan banyaknya pemberitaan internasional tentang aksi teror yang melibatkan kelompok teroris dengan mengatasnamakan Islam. Islam adalah agama minoritas di Zimbabwe. Kendati demikian, Islam telah mengalami pertumbuhan di Zimbabwe. Saat ini jumlah muslim di Zimbabwe dua persen dari populasi yang berjumlah 15 juta.
Meskipun proporsinya tidak tampak mengesankan, namun angka tersebut adalah prestasi yang signifikan di negara yang sangat ketat menganut kepercayaan Kristen. Dengan adanya pertumbuhan ini, maka Islam disepakati sebagai agama di Zimbabwe.
Ada beberapa hal yang menyebabkan pertumbuhan Islam di Zimbabwe. Diantaranya disebabkan oleh bermunculnya pemuda muslim yang berkualitas. Mereka mengambil peran menyebarkan Islam. Alasan lain yaitu adanya peningkatan ketersediaan literatur Muslim. Selain itu, ketersediaan beasiswa pendidikan Islam di negara asing juga menjadi faktor lainnya. Terdapat 13 kedutaan Islam di Zimbabwe. Kedutaan menawarkan beasiswa untuk siswa muslim yang ingin melanjutkan studi mereka di luar negeri dan di negara-negara Islam.