REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama pada Selasa (15/11) atau Rabu (16/11) pagi WIB. Penguatan dolar AS ini terjadi setelah data ekonomi AS menunjukkan kinerja yang lebih baik dari perkiraan.
Departemen Perdagangan AS mengumumkan pada Selasa (15/11) bahwa perkiraan awal penjualan ritel AS untuk Oktober naik 0,8 persen dari bulan sebelumnya menjadi 465,9 miliar dolar AS, mengalahkan konsensus pasar naik 0,6 persen. Data penjualan yang positif mendukung spekulasi pasar untuk kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini.
Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,09 persen menjadi 100,200 pada akhir perdagangan. Greenback telah meningkat selama lima sesi berturut-turut karena kebijakan-kebijakan ekonomi potensial Presiden AS terpilih Donald Trump mendorong ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Analis mengatakan bahwa meningkatnya kemungkinan pemotongan pajak dan serangkaian kebijakan yang secara umum pro-pertumbuhan dari Trump, dibantu dan didukung oleh Partai Republik yang menyapu bersih kursi di kongres, mengangkat spekulasi pasar untuk kebangkitan inflasi serta lebih banyak kenaikan suku bunga di waktu mendatang.
Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh menjadi 1,0720 dolar AS dari 1,0729 dolar AS, dan pound Inggris merosot ke 1,2440 dolar AS dari 1,2491 dolar AS. Dolar Australia naik menjadi 0,7545 dolar AS dari 0,7540 dolar AS.
Dolar AS dibeli 109,13 yen Jepang, lebih tinggi dari 108,42 yen di sesi sebelumnya. Dolar AS naik tipis menjadi 1,0021 franc Swiss dari 0,9985 franc Swiss, dan jatuh menjadi 1,3468 dolar Kanada dari 1,3560 dolar Kanada.