REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika terpilih Donald Trump akan melakukan kerjasama untuk mengatasi masalah terorisme internasional dan ekstrimisme. Mereka akan melakukan berbagai cara untuk mengatasi hal itu.
Kerjasama antara Rusia dan Amerika akan dilakukan berdasarkan saling menghormati satu sama lain. Selain itu kedua pihak tak akan ikut campur dengan masalah internalnya masing-masing.
Baik Putin maupun Trump berbicara satu sama lain untuk pertama kalinya melalui saluran telepon. Mereka akan melanjutkan pembicaraan di telepon dengan bertemu dan bertatap muka secara langsung.
Seperti dilansir Express, Selasa (15/11), Rusia selama ini mendukung pemerintahan Bashar Assad melawan kelompok oposisi di Suriah. Di Suriah saat ini ISIS juga masih bercokol terutama di Kota Raqqa yang dinobatkan menjadi ibukota ISIS. Rusia ikut berperang melawan ISIS di Suriah hingga saat ini.
Selama kampanye pemilihan presiden, Trump berkali-kali mengungkapkan keinginannya untuk bekerjasama dengan Putin menghancurkan ISIS. Rupanya keinginan Trump akan segera terwujud begitu menduduki Gedung Putih menggantikan Obama.
Tim transisi Trump mengatakan, presiden terpilih Trump ingin memiliki hubungan yang kuat dan lama dengan Rusia dan rakyat Rusia. "Selama berbicara di telepon keduanya berbicara mengenai ancaman dan tantangan yang dihadapi Amerika dan Rusia, juga isu ekonomi dan sejarah hubungan Amerika-Rusia sejak 200 tahun lalu."