REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah membunuh 21 warga Kota Mosul. Warga yang dieksekusi mati oleh ISIS dituduh membantu pasukan Irak dan tentara sekutu yang dipimpin Amerika untuk menyingkirkan ISIS dari Mosul.
Menurut seorang tenaga medis, warga Mosul yang dibunuh nama-namanya sudah masuk dalam daftar pencarian ISIS. Meskipun mereka telah dibunuh hingga saat ini jasadnya belum ditemukan.
Sebelum dibunuh warga Mosul yang dicurigai membantu pasukan Irak akan ditangkap selama berbulan-bulan untuk diinterogasi oleh ISIS. Mereka hanya punya dua pilihan, dibebaskan atau dieksekusi mati.
Menurut seorang sumber, eksekusi mati yang dilakukan ISIS dilaksanakan dengan menembak mati tahanan, menggorok leher tahanan, atau dengan cara lain yang mematikan.
Pembunuhan terhadap warga Mosul menunjukkan, kalau ISIS masih bisa berpatroli di Mosul dan mencari orang-orang yang mendukung pasukan Irak. Padahal, pasukan Irak dan tentara sekutu yang dipimpin Amerika telah menyerang ISIS dan memojokkannya lebih dari empat minggu.
ISIS selama ini dikenal menerapkan aturan yang sangat kejam. Mereka membunuh musuh-musuhnya dan memaksa orang-orang mengikuti aturan main mereka.
Juru bicara Menteri Dalam Negeri Irak Saad Maan mengatakan, pasukan Irak sedang menyerang ISIS di timur Mosul. "Serangan dilakukan dengan tank-tank untuk mengusir ISIS dari timur," katanya, Selasa, (15/11).
Brigadir Jenderal Australia, Roger Noble mengatakan, melakukan serangan kepada ISIS di Mosul sangat sulit sebab ISIS bersama penduduk Mosul dan menggunakan penduduk Mosul sebagai tameng. "Namun perjuangan kami melawan ISIS sebenarnya sudah sesuai jalurnya."