REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Guyana mengakui bahwa komunitas Muslim Guyana saat ini memiliki pola yang lebih terorganisasi dibanding komunitas Hindu. Muslim Guyana membangun hubungan saling menguntungkan dengan sesama komunitasnya dan juga lingkungannya. Masjid juga menjadi institusi sosial sekaligus sekolah yang mengajarkan ajaran Islam.
Berdasarkan data Central Islamic Organization of Guyana (CIOG), diperkirakan saat ini ada sekitar 125 masjid di seluruh Guyana yang melayani 12 persen umat Muslim dari total populasi masyarakat Amerika Selatan ini. Bukan hanya masjid, saat ini pun telah berdiri beberapa pusat kegiatan keislaman selain CIOG, yaitu antara lain The Hujjatul Ulamaa, The Muslim Youth Organization (MYO), dan The Guyana Islamic Trust (GIT).
Berbagai ajaran masuk dan membawa pengaruh tersendiri terhadap kehidupan umat Islam Guyana. Salah satu bentuk pengaruh kawasan Timur Tengah dapat dilihat dari arsitektur masjid yang sangat bergaya Arab berikut dengan kubahnya. Pengaruh lainnya adalah gaya sesama Muslim lelaki yang kini senantiasa bersalaman setiap kali bertemu. Begitu pula, Muslim wanitanya yang kini banyak yang sudah menutup auratnya dengan jilbab.
Hubungan saling menguntungkan bukan hanya terjadi di antara sesama Muslim saja. Muslim Guyana juga memberikan kontribusi signifikan terhadap kondisi perpolitikan negara itu. Sejak kemerdekaan negara ini di tahun 1966, Muslim Guyana sudah memberikan dukungan sepenuhnya dan kini semakin dimantapkan dengan banyaknya umat Muslim yang bergabung dengan partai politik. Bahkan sejak pertengahan tahun 1998, negara yang berbatasan dengan Suriname ini, telah resmi menjadi anggota OKI yang ke-56.