REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump sedang berupaya membahas bagaimana rencana membuat sistem pendaftaran bagi para imigran Muslim di AS. Rencana tersebut membuat pihak imigrasi AS akan memaksa Muslim untuk terdaftar dalam pusat data, sebagaimana program yang dikampanyekan Trump selama ini.
Sekretaris Negara untuk Kansas, Kris Kobach mengatakan Presiden Trump sedang mencari cara untuk menerapkan usulan yang akan memaksa para imigran dari negara-negara Muslim untuk terdafta. Kobach yang berperan menyusun Undang-Undang Imigrasi yang semakin keras di beberapa negara bagian AS, mengklaim telah dipanggil sebagai penasihat Trump untuk imigrasi.
Dia juga menyampaikan saran pemerintahan Trump bisa mendorong maju pesat pada pembangunan dinding perbatasan AS-Meksiko tanpa perlu segera mencari persetujuan kongres. "Kelompok imigrasi telah membahas penyusunan perintah eksekutif untuk meninjau kebijakan Presiden terpilih, sehingga bahwa Trump dan Departemen Keamanan Dalam Negeri memiliki landasan untuk menjalankannya," kata seorang pejabat imigrasi garis keras AS, dilansir dari Independent, Rabu (16/11).
Model cara pendaftarannya, akan melaporkan semua Muslim di AS dengan memberikan formulir identifikasi terkait agama Islam. Program ini akan menjadi gaung lebih keras dari sistem pendaftaran imigrasi sebelumnya yang pernah dibuat Kobach di era Presiden Bush, yang sempat ditinggalkan pada 2011.
Sistem imigrasi AS era Bush dibuat pada 2002 usai serangan 9/11 di New York. Dari situ terbentuklah the National Security Entry-Exit Registration System (NSEER), yang memantau masuknya Muslim dari berbagai negara dan organisasi yang terkait dengannya.
Kobach berdalih program pendaftaran berfokus pada pengunjung dan Muslim nonwarga AS, yang berusia lebih dari 16 dari 24 negara. Hal yang sama dilakukan Trump yang bersikap keras terhadap Muslim AS selama kampanye pemilihanya. Melarang semua Muslim memasuki wilayah AS, dan memperkenalkan kartu identitas khusus bagi Muslim.
Dalam sebuah wawancara pada Ahad lalu di acara CBS 60 Minutes, Trump tanpa ragu mengatakan akan mendeportasi dua atau tiga juta imigran gelap "segera" setelah menjabat. Trump juga mempertimbangkan menunjuk wakil penasihat keamanan Wakil Presiden dari think-tank yang mengatakan Muslim menyusup bagi pemerintah Amerika.
Kobach mempercayai bahwa imigran ilegal di beberapa kasus harus dideportasi, jika mereka telah didakwa dengan kejahatan kekerasan. Dan menghapus imigran gelap dengan catatan kriminal yang berada di negara itu secara ilegal.
Imigrasi garis keras ini juga mengatakan penasihat imigrasi Presiden terpilih telah membahas cara-cara untuk mengembalikan 2012, tindakan eksekutif Presiden Barack Obama yang telah diberikan bantuan deportasi dan izin kerja sementara untuk lebih dari 700.000 orang yang tidak berdokumen yang datang ke AS sebagai anak-anak imigran ilegal.