REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri, mengatakan masih banyak alumni perguruan tinggi (PT) yang sulit memasuki dunia kerja. Pihaknya meminta PT melalukan pembenahan program studi dan kurikulum agar dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing.
Menurut Hanif, setiap tahun rata-rata ada 750 ribu lulusan PT yang siap masuk ke pasar kerja. Namun, berdasarkan data BPS pada Agustus 2016, jumlah lulusan PT yang menganggur masih tercatat sebanyak 787 ribu.
Sementara itu, dari 118,41 juta orang yang bekerja, jumlah pekerja dari lulusan PT baru tercatat sebanyak 14,57 persen. “Kondisi ini mengisyaratkan bahwa lulus dari pendidikan tinggi belum merupakan jaminan akan diserap pasar kerja. Kendalanya bisa terjadi akibat adanya gap kompetensi maupun ketidaksesuaian dengan kebutuhan pasar kerja," ujar Hanif dalam keterangan pers yang diterima Republika, Rabu (17/11).
Karena itu, setiap PT harus melakukan pembenahan terhadap program studi dan kurikulum untuk menghasilkan lulusan yang berdaya saing. Salah satu pembenahan dilakukan melalui pemetaan perubahan tren dunia kerja.
Pemetaan ini, tutur Hanif, penting mengingat kompetensi lulusan PT belum sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. "Perguruan tinggi perlu melakukan evaluasi terkait optimalisasi koneksi antara lulusan dengan pasar kerja. SDM alumni hatus dibekali perrimbangan ;perubahan karakter kerja di masa depan," lanjutnya.
Hanif menjelaskan, dalam menyiapkan tenaga kerja yang berdaya saing dan kompeten, pemerintah mendorong agar perguruan tinggi berorientasi pada pendidikan vokasi. Pihaknya pun menyarankan agar PT mengembangkan pusat pengembangan karir yang berbasis kompetensi.
“Saya mendorong agar Perguruan Tinggi kembangkan semacam career development centre (pusat pengembangan karir) untuk membantu mereka dapat pelatihan di bidang tertentu. Misal, dengan mengikuti satu program jurusan tertentu dan lulus mereka selain mendapat gelar juga mendapatkan sertifikat kompetensi lain,” ujarnya.
Menurutnya, dengan bekal pelatihan kompetensi di kampus, mahasiswa memiliki peluang yang lebih besar untuk terserap di pasar kerja.