REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menghilangkan nyawa lebih dari 300 mantan polisi di wilayah selatan Mosul. Jenazah korban ditemukan di sebuah kuburan massal di dekat Hammam, kota wilayah tersebut, Kamis (17/11).
Korban tewas diperkirakan dibunuh dengan cara dipenggal dan ditembak. Menurut keterangan para warga, ISIS melakukan eksekusi mantan polisi sesaat sebelum meninggalkan Hammam.
Sebelumnya, ada sekitar 2000 warga sipil di kota itu dan sekitarnya yang dikumpulkan oleh kelompok militan tersebut. Mereka kemudian dipaksa berbaris dan dibawa oleh ISIS dengan menggunakan truk besar.
Namun, beberapa diantaranya dipisah dan diperkirakan seluruhnya adalah mantan polisi. Tak lama truk pergi mengangkut mereka dan kemudian terdengar suara tembakan. "Saya mendengar suara teriakan dan tembakan, bahkans atu hari setelahnya kejadian serupa kembali terulang," ujar seorang warga Hammam bernama Al Alil.
Menurut kelompok pengawas Hak Asasi Manusia (HAM), Human Rights Watch, bukan pertama kalinya ISIS melakukan pembunuhan massal di wilayah-wilayah yang mereka kuasai. Seiring dengan pertempuran untuk merebut Mosul, yang dilakukan oleh pasukan Irak, bersama dengan Peshmerga Kurdi, dan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS), kelompok teroris itu semakin terdesak dan rentan melakukan kekejaman lebih besar dilansir Reuters.