Jumat 18 Nov 2016 20:12 WIB

Banjir di Muaragembong Mulai Surut, Bantuan Kurang Merata

Rep: Kabul Astuti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Banjir rob (ilustrasi)
Foto: Antara
Banjir rob (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Banjir di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mulai surut setelah lima hari merendam permukiman penduduk. Hampir seluruh warga sudah kembali ke rumah masing-masing, sementara distribusi bantuan masih menjadi keluhan. Pemerintah Kabupaten Bekasi berjanji akan mengupayakan perbaikan tanggul yang jebol.

Camat Muaragembong, Fahrurozi, mengatakan banjir sudah mulai surut di tiga wilayah yang terendam banjir. Ketinggian air tersisa sekitar 30 sentimeter dari sebelumnya mencapai lebih dari satu meter. "Hampir 40 persen yang terkena banjir sudah mulai surut, tapi masih ada titik-titik (perbaikan) yang dikerjakan oleh kontraktor di dua desa yang masih banjir," kata Fahrurozi kepada Republika, Jumat (18/11).

Fahrurozi menerangkan dua desa yang masih terendam banjir, sekaligus yang terdampak paling parah dalam musibah banjir kali ini adalah Desa Pantai Bahagia dan Desa Pantai Bakti. Banjir di satu desa lainnya, yakni Desa Pantai Mekar, sudah surut. Di Desa Pantai Bahagia, banjir terjadi akibat luapan Sungai Citarum bertemu dengan arus pasang laut, sedangkan banjir di Desa Pantai Bakti disebabkan adanya lokasi tanggul yang jebol.

Tercatat ada 800 KK di ketiga desa tersebut yang terkena dampak banjir, Senin (14/11). Fahrur mengungkapkan, sekarang tinggal sekitar 400-an KK yang masih terendam banjir. Hampir seluruh warga sudah kembali ke rumah masing-masing. Dapur umum yang didirikan di dua lokasi masih tetap beroperasi untuk memenuhi kebutuhan warga. Makanan dari dapur umum diantar menggunakan perahu lantaran sebagian akses jalan masih terputus.

Camat Muaragembong mengatakan, bantuan berupa mie instan, makanan siap saji, nasi bungkus, dan air mineral sudah disebarkan ke tiga desa yang terdampak. "Bantuan sudah diterima, sudah disebarkan semua. Hari ini juga ada bantuan yang disebarkan dari kecamatan, semalam dari pemda langsung ke titik sasaran," ujar Fahrur.

Jumat (18/11) siang tadi, juga sedang dilakukan pengobatan massal dari puskesmas di Kampung Kedung Bokor, Desa Pantai Bakti. Menurut Fahrur, warga sudah banyak menyampaikan keluhan. Sebagian sudah mulai terkena gatal-gatal dan demam. Ia menambahkan, perbaikan tanggul akan dikerjakan setelah air kering benar-benar surut. Ada hampir tiga ratus meter tanggul yang harus diperbaiki pasca banjir.

Kepala BPBD Kab Bekasi, Aspuri, melaporkan secara umum banjir yang sempat merendam lima kecamatan di Kab Bekasi mulai surut pada Jumat (18/11). Wilayah Cikarang Timur, Cabangbungin, Pebayuran, Kedungwaringin, dan Muaragembong sudah mulai surut, meski masih ada genangan di beberapa wilayah. Warga sedang melakukan pembersihan lumpur yang masuk ke rumah-rumah.

Aspuri mengatakan, pemerintah sekarang sedang mengejar perbaikan tanggul supaya banjir besar ini tidak terulang pada awal tahun depan. Puncak musim penghujan diprediksi masih akan terjadi pada Januari-Februari 2017. Padahal, sejumlah titik tanggul yang berada di lima kecamatan jebol dalam banjir tahun ini.

Kendati demikian, Aspuri menambahkan, pemerintah kabupaten tidak bisa memutuskan sendiri. Perbaikan tanggul harus dikoordinasikan dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum. "Perbaikan tanggul urusannya harus ke BBWS, makanya saya rencana mau ada rapat koordinasi di internal pemda. Banjir seperti yang terjadi di Kab Bekasi ini jangan sifatnya terus-terusan rutin begini," tutur Aspuri.

Kepala BPBD Kab Bekasi menegaskan, normalisasi sungai dan penguatan tanggul merupakan kewenangannya pusat sehingga Pemkab Bekasi harus mengoordinasikan ke provinsi. Ia berharap dapat dilakukan perbaikan tanggul di sepanjang Sungai Citarum yang melalui Kab Bekasi sebelum musim penghujan tahun depan. Sejumlah titik menurutnya juga sedang dilakukan penguatan tanggul dalam skala terbatas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement