REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Perhimpunan Filantropi Asia atau Asia Philanthropy Circle (APC) mengadakan konferensi tahunan kedua bertajuk 'Venn2016' di Jakarta pada 18-19 November 2016. Acara yang diselenggarakan di Alun-Alun Grand Indonesia selama dua hari tersebut merupakan kesempatan baik bagi anggota untuk menggali kembali tujuan dalam berkontribusi dan mengeksplorasi model kolaborasi filantrofi terbaru.
Pendiri APC Laurence Lien mengatakan, pihaknya mengumumkan peluncuran cabang APC di Indonesia. Menurut dia, peningkatan peran penting filantrofi di Indonesia lantaran negara ini akan menjadi pusat kegiatan filantrofi. "APC adalah sebuah wadah bagi para anggota untuk meningkatkan dampak dari kegiatan filantrofinya dan untuk mempercepat pertumbuhan filantrofi Asia," katanya di Jakarta, Jumat (18/11).
Laurence mengatakan, dipilihnya Jakarta sebagai tuan rumah pertemuan kedua tersebut karena para filantropis dari Indonesia mendominasi anggota APC. Saat ini, ada delapan dari 24 anggota APC berasal dari Indonesia, yang mencerminkan pertumbuhan filantropi yang cukup pesat di negeri ini. "Juga dorongan berkolaborasi kian tinggi sehingga dampak yang ditimbulkan bisa lebih besar," katanya.
Anggota APC Victor Hartono mengatakan, sejak didirikan di Singapura pada 2015, APC telah meluncurkan sembilan proyek kolaborasi, dari membangun proyek percontohan fasilitas hidup bagi manula hingga program pengembangan kepemimpinan terbaik di negara ASEAN. "Juga sampai pembangunan komunitas di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Daan Mogot dan selanjutnya di Rusunawa Pinus Elok," katanya.
Menurut Victor, pihaknya ingin membantu pemerintah dalam memberdayakan masyarakat yang tinggal di rusunawa. Dia mengatakan, program yang dibuat tentu dikerjakan secara gotong-royong untuk membantu kebijakan. "Pemerintah kasih frame work, kayak rusunawa itu membantu program daerah kan Pak Ahok bangun di daerah mana, tanah sudah disiapin. Pemerintah adanya lahan yang nanti dibuat orang tinggal rusun, kita nyemplung," ujarnya.