REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Ratusan warga Provinsi Kalimantan Tengah berkumpul dan menghidupkan seribu lilin di Bundaran Besar Kota Palangka Raya. Mereka sembari menyerukan semua pihak menjaga serta mempertahankan toleransi antar umat beragama. "Kami menyalakan seribu lilin sembari doa bersama ini juga sebagai tanda duka cita terjadinya aksi bom molotov di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur hingga menimbulkan korban jiwa," kata koordinator aksi simpatik dan Penanggung jawab kegiatan, Hengky Lionardo Filipi Alex Salideho, Jumat malam (18/11).
Dia mengatakan tragedi yang terjadi di Samarinda secara tidak langsung menggores luka di tubuh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Kita yakin aksi bom molotov itu tidak akan terjadi apabila semua elemen bersatu dan menjaga toleransi antar umat beragama," kata Lionardo.
Ustaz Saiful Bahri yang turut hadir di aksi menyalakan seribu lilin itu ikut doa bersama dan meminta agar semua umat meningkatkan jiwa toleransi. Sebab, manusia ibarat sebuah lilin yang harus memberi terang bagi siapapun tanpa memandang suku, agama maupun ras.
"Kita harus bersatu, tidak mudah terprovokasi dengan berbagai isu intoleransi. Kita harus menjadi penerang dalam kegelapan, walau harus habis karena menjadi penerang tapi setidaknya memberikan manfaat bagi orang banyak," kata Ustaz Saiful.
Ketua Justice Peace and Integrity of Cretion (JPIC) Kalimantan Romo Frans Sani Lake ditempat yang sama menegaskan tidak ada satu pun ajaran agama mengajarkan kekerasan. Bahkan dia tidak sependapat jika aksi bom di Samarinda mengatasnamakan agama.
Romo Frans mengatakan jika pun ada hal tersebut dilakukan agar aksi teror yang dilakukan terlihat benar, padahal sebetulnya tidak sama sekali. "Itu hanya dilakukan kelompok radikal di luar ajaran agama. Jadi saya tegaskan tidak sependapat apabila ada aksi teror dilakukan atas agama," katanya.
Gubernur Kalteng yang turut datang di aksi menyalakan seribu lilin dan doa bersama itu mengajak seluruh lapisan masyarakat di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila" ini melawan segala bentuk teror dan mengganggu NKRI. "Saya mengutuk keras aksi teror yang terjadi di Samarinda. Jangan sampai terjadi aksi teror seperti itu di Kalteng. Kita harus lawan bersama. Saya selaku Gubernur, siap menjadi yang paling depan melawan aksi teror," kata Sugianto.
Aksi menyalakan seribu lilin dan doa bersama itu berlangsung tertib dan diikuti seluruh lapisan masyarakat. Bahkan warga yang melintas di sekitar Bundaran Besar juga menyempatkan untuk menghidupkan lilin.