Sabtu 19 Nov 2016 10:52 WIB

Direktur Intelijen Nasional AS Mundur

Direktur Intelijen Nasional, Amerika Serikat (AS) James Clapper,
Direktur Intelijen Nasional, Amerika Serikat (AS) James Clapper,

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS) James Clapper pada Kamis (17/11) menyatakan dia sudah menyerahkan surat pengunduran dirinya, sementara presiden terpilih Donald Trump mulai menyusun pemerintahan barunya.

Clapper, yang tugasnya mengkoordinasi pekerjaan 17 lembaga berbeda seperti Central Intelligence Agency (CIA) dan National Security Agency (NSA), mengatakan mengundurkan diri "terasa cukup menyenangkan" setelah enam tahun berkutat dalam pekerjaan tersebut.

Dalam sidang Kongres dia menegaskan dia tidak bisa bertahan dalam pekerjaan tersebut setelah Trump terpilih pada 20 Januari.

"Saya menyerahkan surat pengunduran saya semalam. Saya punya sisa 64 hari dan saya pikir saya akan mengalami masa sulit dengan istri saya setelahnya," kata pensiunan marsekal madya angkatan udara berusia 75 tahun itu kepada House Permanent Select Committee on Intelligence, dikutip dari Antara.

Membenarkan hal tersebut, Direktorat Intelijen Nasional (Directorate of National Intelligence/DNI) kemudian mencicit di Twitter bahwa "Seperti yang diwajibkan bagi seluruh pejabat pemerintah, Clapper dari DNI sudah  menandatangani surat pengunduran diri yang berlaku efektif pada siang 20 Januari 2017."

Tugas Clapper sebagai kepala badan intelijen AS ternoda kebocoran dokumen dari NSA yang menunjukkan lembaga itu mengumpulkan data komunikasi warga Amerika Serikat dalam jumlah besar. Pada Maret 2013, saat menyampaikan kesaksian kepada Kongres, Clapper membantah lembaga tersebut mengambil data dari penyedia layanan telekomunikasi Amerika Serikat.

Beberapa bulan kemudian mantan kontraktor NSA Edward Snowden membocorkan dokumen yang menunjukkan NSA memang mengumpulkan data semacam itu, menimbulkan tuduhan Clapper berbohong kepada Kongres mengenai masalah itu dan menyerukan pengunduran dirinya.

Data itu juga menunjukkan bagaimana Amerika Serikat memata-matai sekutunya, memicu ketegangan dengan mitra utama seperti Prancis dan Jerman. Dalam wawancara tahun 2014 Snowden mengatakan bantahan Clapper membuat dia membocorkan data-data sangat rahasia itu.

Clapper mengecam Snowden karena merusak kemampuan Amerika Serikat mengumpulkan informasi intelijen dan karena memberikan rahasia Amerika Serikat kepada musuh.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement