REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko mengatakan kegiata Parade Bhineka Tunggal Ika yang digelar pada Sabtu (19/11) siang menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang beragam. Indonesia, kata dia, penuh dengan kemajemukan dan menghargai perbedaan.
"Kalau kemajemukan dan toleransi sudah hilang, maka tidak ada lagi Indonesia," kata dia kepada Republika.co.id, Sabtu (19/11).
Di desa-desa antara orang Kristen, Islam dan Hindu atau antarumat beragama lain, termasuk mereka yang Islam NU dan Muhammadiyah, lanjutnya, itu sangat akur dan toleran. Di desa-desa di seluruh pelosok Indonesia, ia mengungkapkan, penuh dengan nilai toleransi, tidak pernah berkelahi karena perbedaan.
"Namun belakangan ini di Indonesia ada yang aneh," lanjutnya.
Di mana ada pihak yang mengajak sikap intoleran dan kebencian. Anehnya mereka sebagian besar dari kaum terdidik kota, yang tidak tahu belajar di mana, kemudian kembali ke Indonesia membawa ide-ide perang dari Timur Tengah.
"Kita mengusung Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, UUD 45 dan NKRI itu adalah landasan konstitusi Indonesia, jadi inilah wadahnya. Sedangkan semua yang aksi kemarin itu hanya isinya, jadi tidak bisa dibandingkan dengan aksi 411 kemarin," ujarnya.