Sabtu 19 Nov 2016 20:53 WIB

Pemimpin Negara di KTT APEC Peru Ingin Proteksionisme Ditingkatkan

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
APEC
APEC

REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Konferensi tingkat tinggi (KTT) Ekonomi Asia Pasifik (APEC) digelar di Ibu Kota Peru, Lima, Sabtu (19/11). Sebanyak 21 pemimpin ekonomi utama dunia akan bertemu dalam acara ini membahas perdagangan dan pembangunan dunia.

Ketua senior APEC tahun ini, Luis Quesada mengatakan forum KTT ini akan difokuskan pada empat hal utama. Dimulai dari zona perdangangan bebas, daya saing layanan, masalah transportasi, dan kemajuan liberalisasi perdagangan serta investasi.

Di antara para pemimpin negara yang hadir adalah Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Cina Xi Jinping, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull. Kemudian juga ada Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, dan sejumlah kepala negara dan perwakilan pemerintahan lainnya.

Bagi Obama, APEC menjadi pertemuan puncak tingkat internasional terakhir sebelum dirinya tak lagi menjabat sebagai presiden di Negeri Paman Sam. Dalam acara ini, ia juga akan bertemu dengan pemimpin 12 negara Pasifik Rim yang bekerja sama dalam kerja sama Trans Pacific Partnership (TPP).

Negara-negara yang tergabung dalam TPP adalah Australia, Brunei, Vietnam, kanada, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, Chili, dan Jepang. Sementara itu, presiden terplih AS Donald Trump mengecam kesepakatan kerja sama itu dan berjanji tak akan melanjutkannya saat kampanye.

Hal ini memicu rumor mengenai pengaturan perjanjian perdagangan internasional baru dengan partisipasi Rusia dan Cina. Meski demikian, Rusia mengatakan perdagangan bebas akan inklusif dan terbuka di Zona Asia Pasifik. "Bagaimanpun ide dari AS tidak masuk akal. Perdagangan bebas di zona Asia Pasifik akan tetap inklusif dan terbuka untuk semua orang," ujar pejabat senior APEC untuk Rusia, Valery Sorokin, dilansir Tass.com, Sabtu 919/11).

Sementara itu, Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski menyerukan upaya melawan proteksionisme dalam ekonomi global. Ia mengaku negaranya tengah menghadapi situasi genting terhadap hal itu, mulai dari pertumbuhan ekonomi yang terhenti dengan perdagangan yang memburuk. "Pertumbuhan telah berhenti dalam beberapa tahun terakhir dan kami melihat banyak perusahaan besar bangkrut dan dipaksa melaksanakan restrukturisasi," ujar Kuczynski.

APEC juga menjadi forum internasional untuk membuat sistem perdagangan bebas dan terbuka. Selain itu, demikian dengan rezim investasi yang terbuka di kawasan Asia Pasifik, sebagai tugas utama forum ini hingga 2020 mendatang. Rekening negara-negara APEC memiliki 57 persen dari total GDP global. Kemudian 48 persen dari perdagangan global dan 40 persen dari populasi dunia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement