Ahad 20 Nov 2016 18:04 WIB

'Penistaan Agama tak Hormati Bhinneka Tunggal Ika'

Red: Nur Aini
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.
Foto: MPR
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

REPUBLIKA.CO.ID,SABANG -- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengajak semua pihak merawat Bhinneka Tunggal Ika dan tidak melakukan penistaan terhadap agama serta menegakkan hukum setegak-tegaknya di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Siapapun yang menistakan agama dan kitab suci tidak menghormati Bhinneka Tunggal Ika dan kita harus merawat Bhinneka Tunggal Ika," kata Wakil MPR RI di Sabang, Ahad (20/11).

Ia mengatakan semua pihak harus merawat Bhinneka Tunggal Ika, merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia dan para penegak hukum harus menegakkan hukum. Wakil Ketua MPR RI juga mengatakan, aksi yang dilakukan oleh umat muslim 4 November 2016 terkait penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) untuk memberikan dukungan kepada kepolisian terhadap penegakan hukum dan ini wujud merawat Bhinneka Tunggal Ika.

"Apa yang akan dilakukan kawan-kawan pada tanggal 2 Desember nanti jangan diprovokasi dan aksi itu tidak melakukan anarki, melawan pemerintah, bahkan tidak anti terhadap chinese maupun non-Muslim dan itu murni mendorong pihak kepolisian untuk menegakkan hukum," katanya.

Wakil MPR RI juga menyampaikan sebagai umat yang mayoritas di Negeri Bhinneka Tunggal Ika, mestinya berempati terhadap kitab suci Alquran dan umat Islam. "Kalau kita betul-betul cinta NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, maka mestinya kita juga cinta terhadap umat Islam yang mayoritas di negeri ini," ujarnya.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, kata dia, juga sudah berulang kali menegaskan tidak akan mengintervensi penegakan hukum terhadap kasus Basuki Tjahaja Purnama. "Presiden Jokowi sudah menyampaikan tidak akan mengitervensi kasus ini dan kita berharap kepolisian harus benar-benar menegakkan hukum di negeri yang kita cintai ini," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Hidayat Nur Wahid juga menambahkan, merawat Bhinneka Tunggal Ika yakni saling menghormati, mencintai, menyayangi, dan saling berempati. "Kita juga menolak teror bom molotov yang dilakukan di Gereja, Bihara, dan rumah ibadah lainnya. Mari kita bersama-sama merawat Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI," kata Wakil MPR RI itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement