Ahad 20 Nov 2016 16:55 WIB

Bela Agama, Bentuk Kecintaan Terhadap Allah

Rep: mgrol84/ Red: Agung Sasongko
Jamaah mendengarkan tausiyah dari ustad saat Konvensi Pecinta Allah (KPA) 3 di Gandaria City, Jakarta, Sabtu (19/11).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Jamaah mendengarkan tausiyah dari ustad saat Konvensi Pecinta Allah (KPA) 3 di Gandaria City, Jakarta, Sabtu (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Arifin Jayadiningrat menilai, Konvensi Pencita Allah merupakan sebuah acara yang aktual mengingat kondisi umat Islam saat ini. “Acara itu sangat aktual ya, apalagi kondisi umat sedang memanas bukan hanya di Jakarta, bahkan sampai ke seluruh tanah air,” katanya kepada Republika.co.id, Sabtu (19/11).

Menurut Ustaz, untuk mengetahui manusia mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya melebihi cinta manusia kepada sesama manusia. Caranya, manusia harus selalu bersyukur atas kebesaran yang telah Allah berikan.

Ustaz Arifin  menjelaskan, ada sebuah paradigma yang salah ketika banyak orang menganggap umat Islam akan diam saja ketika agamanya dihina atau disinggung dengan alasan Allah atau Islam itu Maha Mulia. “Ketika ada manusia manyinggung agama Allah, maka umat Islam akan turun untuk membela. Kalau kita membela Allah, maka Allah akan membela kita,” tambahnya.

Ia pun menceritakan sebuah cerita tentang temannya yang sebelumnya membenci agama Islam hingga pada akhirnya ia memilih menjadi sekorang mualaf.

 “Sebut saja dia Mr. G. Pengalaman itu membuat saya berpikir, betapa banyak manusia yang lahir langsung sebagai umat Islam, tetapi mereka tidak menjalani perintah Allah SWT. Sedangkan yang tidak dilahirkan dengan agama Islam, justru merasakan kerinduan dengan Islam setaiap waktunya,” ujar Ustaz Arifin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement