REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski memplokamasikan diri sebagai Republik Islam dan menjamin kebebasan beragama, tapi masih saja muncul kasus diskriminasi dan intoleransi di Gambia.
(Baca: Republik Islam Gambia Hormati Kebebasan Beragama)
Pada April 2007, misalnya, dilaporkan terjadi penyerangan terhadap seorang imam Katolik oleh sekelompok jamaah Muslim di Brikama. Insiden tersebut terjadi ketika umat Islam melakukan shalat Ashar di masjid dan terganggu dengan suara gaduh yang ada di gereja. Ada banyak spekulasi yang berkembang terkait kronologi penyerangan tersebut.
Pemerintah dengan cepat mengambil tindakan terhadap insiden itu dan melakukan penyelidikan. Dewan Kristen dan Dewan Islam Tertinggi melakukan rekonsiliasi dan memperkuat pesan mereka tentang kerukunan beragama dan toleransi.
Dialog antarumat beragama, yang terdiri dari wakil-wakil dari Kristen, Muslim, dan komunitas Baha'i, bertemu membahas masalah-masalah yang menjadi perhatian bersama, seperti kebebasan beragama dan toleransi.