Ahad 20 Nov 2016 20:18 WIB

Megawati Bertemu Setya Novanto Bahas Masalah Kebangsaan

Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (kiri) sebelum menggelar pertemuan di Jakarta, Ahad (20/11).
Foto: Antara
Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (kiri) sebelum menggelar pertemuan di Jakarta, Ahad (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto menggelar pertemuan tertutup selama dua jam untuk membicarakan berbagai hal mengenai masalah kebangsaan.

"Pada hari ini Ibu Mega dengan seluruh DPP PDI Perjuangan menerima kunjungan dari Bapak Setnov (Setya Novanto) dalam kapasitas beliau sebagai Ketua Umum Partai Golkar," kata Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam keterangan pers bersama Novanto setelah pertemuan di Kediaman Megawati, Jakarta Pusat, Ahad (20/11).

Menurut Hasto, kunjungan ini sebenarnya sudah direncanakann lama sejak Setya Novanto terpilih sebagai Ketua Umum Golkar, namun baru bisa dilaksanakan. "Banyak yang dibahas, bagaimana dinamika politik nasional saat ini,?termasuk politik internasional, juga dibahas bagaimana agenda bersama PDI Perjuangan, mengingat Partai Golkar menyatakan diri untuk memberikan dukungan secara penuh kepada pemerintahan Jokowi-JK," katanya.

Dalam pertemuan tersebut, Megawati didampingi antara lain Hasto Kristiyanto, Wasekjen Ahmad Basarah dan Utut Adiyanto. Sementara Novanto didampingi Sekjen Idrus Marham, Ketua Korbid Pemenangan Pemilu Indonesia Nusron Wahid, dan Ketua DPP Nurul Arifin.

Menurut Hasto, PDI Perjuangan dan Golkar sebagai sesama partai pendukung pemerintah tentu perlu meningkatkan komunikasi dalam melihat berbagai hal dan dinamika yang berkembang, termasuk juga diantaranya soal Pilkada DKI. "Pada saat?pertemuan itu, Ibu Mega juga mengingatkan bahwa negara Indonesia dibangun dengan perjuangan panjang. Kita mengalami pasang naik dan pasang surut di masa lalu ada berbagai konflik. Ketika ada konflik pasti rakyat jadi korban. Rakyat yang sengsara, Indonesia yang menderita," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Hasto, semangat musyawarah harus dikedepankan dan komitmen ke jalur hukum benar-benar dikedepankan karena Indonesia adalah negara hukum. "Dibahas juga efektivitas kerja politik bersama antara PDI Perjuangan dengan Golkar," tuturnya.

Sementara itu, Setya Novanto menyampaikan terimakasihnya atas kesediaan Megawati yang telah menerima dirinya dengan para pengurus Golkar karena selain sebagai Presiden RI ke-5, Megawati juga sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan sehingga dirinya selaku ketua umum Partai Golkar perlu minta saran-saran.

"Karena Partai Golkar sebagai partai pendukung pemerintah yang belakangan, dimana PDI Perjuangan lebih awal, tentu kami minta saran dan wejangan-wejangan yang berarti," katanya.

Novanto mengungkapkan, tentu selama ini sesama partai pendukung pemerintah terus mengawal komitmen kebangsaan dalam kebhinnekaan dan dalam kemajemukan. Hal itu penting untuk sama-sama menjaga dan memelihara situasi damai sehingga keadaan persatuan dan kesatuan yang mengancam Indonesia bersama-sama memberi ketenangan.

"Kedua, juga kita melakukan komitmen bersama untuk Indonesia damai, aman, tentram serta membangun komitmen bersama yaitu dalam menghadapi pilkada," ujarnya. Ia menambahkan bahwa dalam pertemuan tersebut juga membahas berbagai hal yang diselingi berbagai senda gurau yang merupakan kebahagiaan bersama.

"Itu yang kita lakukan bersama dengan Ibu Mega, selain melakukan untuk kemajuan bangsa negara, untuk kesejahteraan rakyat Indonesia," tambah Novanto.

Terkait dengan masalah-masalah dengan Pilkada DKI, baik PDI Perjuangan maupun Golkar sama-sama berkomitmen untuk terus mendukung pemenangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sementara terkait dengan masalah hukumnya, semuanya diserahkan pada proses hukum. "Kita serahkan kepada pihak-pihak yang berwenang," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement