REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa (DD) akan fokus membantu anak-anak korban kekerasan sektarian di Rakhine, Myanmar. Bantuan tersebut akan difokuskan di bidang pendidikan. Dompet Dhuafa juga akan menyalurkan bantuan senilai Rp 1 miliar kepada para korban konflik.
"Kami berkomitmen untuk membantu sekitar Rp 1 miliar untuk masyarakat Rohingya yang menjadi korban konflik saat ini," kata Direktur Utama Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan, kepada Republika, Senin (21/11).
Dikatakan Imam, Dompet Dhuafa sudah mempunyai School for Refugees asal Myanmar di Kota Langsa, Provinsi Aceh. Saat ini, Dompet Dhuafa juga sedang melakukan kampanye publik untuk penyadaran kepada masyarakat Indonesia dan dunia, bahwasanya isu kemanusiaan Rohingya merupakan isu bersama.
Dompet Dhuafa juga memiliki mitra jaringan kerja di Myanmar yang selama ini membantu menyalurkan amanah masyarakat Indonesia melalui Dompet Dhuafa. Mereka telah membantu mengimplementasikan bantuan di wilayah Rakhine, yakni wilayah tempat tinggal Etnis Rohingya.
"Dalam waktu dekat, relawan-relawan Dompet Dhuafa juga akan diberangkatkan ke Myanmar untuk memperkuat tim relawan lokal yang sudah ada di sana," ujarnya.
Menurut Imam, tim dari Indonesia akan memantau level keamanan untuk akses masuk bantuan di Rakhine. Kendati demikian, Dompet Dhuafa juga berharap negara-negara Islam dan lainnya dapat membantu Muslim Rohingya.
Dikatakan Imam, negara-negara Islam dan yang lainnya termasuk Indonesia sebaiknya bisa mengambil proporsi peran Government to Government. Mereka bisa menekan Pemerintah Myanmar bersama-sama.