Selasa 22 Nov 2016 00:12 WIB

PDIP: Pemerintah Jokowi Demokratis, Rakyat Bisa Demo di Istana

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Didi Purwadi
Politikus PDIP Maruarar Sirait.
Foto: Antara
Politikus PDIP Maruarar Sirait.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Politikus PDIP, Maruarar Sirait menilai, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla berhasil membangun negara demokratis secara berkualitas. Meski didukung kekuatan politik di Senayan, pemerintah Jokowi-JK tak lantas menjadi represif.

''Stabilitas dibangun tanpa represif. Pemerintahan Jokowi sangat kuat, namun demokratis. Rakyat bisa menyampaikan pendapat dan demo di Istana,'' kata Maruar, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (21/11).

Ia juga berterimakasih kepada Panglima TNI Benderal Gatos Nurmantyo dan Kapolri Benderal Tito Karnavian yang membantu menjada kondusivitas. Menurut anggota Komisi XI DPR ini, bangsa Indonesia adalah negara hukum. Sehingga, hukum harus menjadi panglima dan siapa pun tak boleh melakukan intervensi.

Pria yang akrab disapa Ara itu pun menyatakan Indonesia merupakan negara dengan ideologi Pancasila. Pancasila menjadikan Indonesia sebagai negara yang kokoh, solid dan bisa menghadapi kompetisi dengan negara-negara lain.

''Pancasila adalah living ideology. Banyak negara lain yang terkagum kagum dengan Pancasila,'' katanya. ''Kita harus bangga dengan Pancasila. Maka Pancasila jangan hanya dihapal, melainkan juga harus dilaksanakan dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.''

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement