REPUBLIKA.CO.ID, FUKUSHIMA -- Gempa bumi tektonik mengguncang wilayah Fukushima dan Koriyama, Selasa (22/11). Hasil analisis Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa gempa bumi terjadi pukul 03.59 WIB dengan kekuatan 6,8 Skala Richter (SR). BMKG menyatakan dampak dari gempa tersebut menyebabkan tsunami lokal yang tidak sampai ke Indonesia.
Episenter terletak pada 37,38 Lintang Selatan (LS)dan 141,36 Bujur Timur (BT) tepatnya di lepas pantai Koriyama pada kedalaman 10 kilometer. Hasil analisis peta tingkat guncangan menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan kuat terjadi pada beberapa kota seperti Fukushima, Koriyama, dan sekitarnya dan khusus di pesisir pantai guncangan mencapai skala intensitas IV SIG BMKG (VII-VIII MMI).
"Dengan guncangan kuat ini maka diperkirakan dampak gempa bumi dapat menimbulkan kerusakan bangunan tingkat sedang," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Mochammad Riyadi, Selasa (22/11).
Gempa bumi Fukushima-Koriyama yang terjadi saat ini merupakan jenis gempa bumi dangkal di zona subduksi, dalam hal ini zona subduksi Lempeng Pasifik menyusup ke bawah Lempeng Okhotsk. Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) yang berpusat di Hawaii melaporkan bahwa gempa bumi ini telah memicu terjadi tsunami lokal di sekitar pusat gempa bumi, seperti di Ofunato (28 centimeter) dan Mera (9 centimer). Namun demikian, berdasarkan analisis dan modelling tsunami yang dilakukan oleh BMKG, menunjukkan bahwa tsunami yang terjadi tidak akan berdampak di wilayah Indonesia.
"Untuk itu kepada warga pesisir pantai di wilayah Indonesia diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan," kata Riyadi.