REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Parade Bhinneka Tunggal Ika mengklarifikasi terkait informasi penyelenggaraan Parade Bhinneka Tunggal Ika pada Sabtu (19/11) lalu. Penggagas Parade Bhinneka Tunggal Ika, Nong Darol Mahmada, menyebut ada informasi tendensius terkait acara kemarin tersebut.
Beberapa informasi tersebut diantaranya soal sampah, massa bayaran hingga dukungan terhadap pasangan calon gubernur tertentu. Soal sampah dan duduk serta menginjak rumput, pihaknya telah menyiapkan Pasukan Semut untuk menyisir kebersihan.
"Namun, kalah jumlah dengan peserta yang hadir," kata Nong kepada Republika.co.id, Senin (21/11). Tapi, setelah acara selesai tepat pukul 12.00 WIB, ia mengklaim panitia membantu petugas kebersihan untuk menyisir sampah-sampah.
Panitia juga mengingatkan massa untuk tidak duduk-duduk di taman dan rumput. Namun, karena Jalan Merdeka Selatan masih dibuka untuk Bus Transjakarta, sehingga ruas jalan tidak cukup untuk peserta, akhirnya mereka meluber ke taman-taman.
''Tapi, kami telah memastikan tidak ada tanaman yang rusak,'' katanya. "Meskipun demikian, kami mohon maaf dan akan kami jadikan bahan evaluasi untuk selanjutnya.''
Terkait pembagian uang disertai foto yang beredar, Nong menegaskan peserta yang hadir di acara Parade tidak ada yang dibayar. Tidak ada uang cash yang beredar di acara. Hal yang terkait dengan penyewaan sound system, panggung, dan transportasi logistik dibayarkan melalui transfer.
"Oleh karena itu, kami tidak bertanggung jawab atas peredaran uang yang dibagikan saat acara berlangsung," katanya.
Kalaupun foto itu benar-benar asli dari acara, tapi Nong mengaku panitia juga memperoleh foto hoax yang dikaitkan dengan acara Parade Bhinneka Tunggal Ika. ''Sayangnya, pihak yang menulis dan melaporkan, tidak melakukan check and recheck ke kami selaku panitia sehingga terkesan tendensius,'' katanya.
Dan parade kemarin, kata dia, tidak untuk mendukung salah satu calon tertentu di Pilkada DKI. "Kami tegaskan dalam rangkaian acara Parade, tidak ada teriakan salah satu calon, simbol dan atribut politik, bahkan Jakarta tidak kami teriakkan," kata dia.
Namun, yang menjadi salam parade Bhinneka Tunggal Ika adalah 'Siapa kita? Indonesia. Bagaimana Kita? Bhinneka Tunggal Ika.' Dalam klarifikasinya Nong menegaskan panitia dan massa parade tetap konsisten dengan tujuan penyelenggaraan acara ini kecuali perubahan jalur rally ke Bundaran HI menjadi ke Patung Tugu Tani.